Kebijakan Gratis PPN Rumah Dorong Konsumsi Baja Ringan

SURABAYA, iNews.id - Konsumsi baja ringan di Indonesia terus mengalami peningkatan. Di tahun 2021, meski pandemi, konsumsi baja ringan nasional mengalami peningkatan hingga 10 persen.
Bahkan tahun 2022 ini diprediksi bisa mengalami peningkatan dua kali lipatnya.
Henry Setiawan, Presiden Direktur (Presdir) Kencana Group, yang memiliki lini usaha produksi dan pemasaran produk baja ringan, mengatakan, saat ini tingkat ketergantungan pada produk baja ringan di masyarakat Indonesia, khususnya di pulau Jawa sudah cukup tinggi.
"Hampir 90 persen sudah banyak yang menggunakan baja ringan untuk kebutuhan rangka rumah atau lainnya," kata Henry, Selasa (18/1/2022)
Peningkatan penggunaan baja ringan terutama untuk rangka rumah, didorong dari peningkatan pembangunan rumah oleh pengembang atau developer perumahan yang memanfaatkan stimulus free PPN 10 persen dari pemerintah.
Karena saat ini pembangunan rumah baru, mayoritas menggunakan bahan baja ringan untuk kuda-kuda maupun rangkanya.
"Jumlahnya cukup banyak. Namun sebenarnya pengguna rangka baja ringan untuk rumah, mayoritas masih retail atau masyarakat yang melakukan renovasi atap rumah. Hal itu terlihat di tahun 2020 yang lebih tinggi dibanding pengguna dari kalangan pengembang," jelas Henry.
Sebagai pelaku usaha sektor rangka baja ringan, diakui Henry saat ini adalah tantangannya dalam mengedukasi masyarakat terkait spek pengunaan rangka baja ringan yang sesuai dengan standard SNI, serta edukasi untuk para aplikator atau pemasangnya.
"Hal inilah yang membuat kami terus melakukan edukasi," terangnya.
Sebelumnya, digelar kreasi baja ringan untuk pelajar SMK Jatim di Gedung Kencana, Surabaya, Sabtu (16/1/2022).
Lewat ajang lomba kreasi rangka baja ringan ini, para pelajar SMK ini bisa mengembangkan rangka baja ringan untuk di berbagai produk.
Karena tidak hanya sebagai kuda-kuda atau rangka rumah saja, tapi baja ringan saat ini sudah diaplikasikan ke berbagai hal.
"Salah satunya adalah menjadi produk kusen, mebel dan kerajinan tangan. Seperti wayang yang pernah dibuat oleh pengrajin dari Magelang, Jawa Tengah," imbuh Ketua Umum Himpunan Aplikator Indonesia (HAPI) untuk rangka baja ringan, Mochamad Soleh.
Terkait kegiatan lomba kreasi ini, Soleh menyebutkan, peserta adalah kelompok perwakilan sekolah SMK yang mendaftar dengan telah menyerahkan desain dari produk yang akan dikreasikan.
"Kemudian di gedung Kencana ini, mereka mempraktekkan atau mengaplikasikan rangka baja ringan itu sesuai dengan desain," jelas Soleh.
Nantinya dari kegiatan tersebut, akan dinilai beberapa hal dan sebagai juara berhak mendapatkan hadiah totak uang pembinaan senilai Rp2,25 juta.
Target dari kegiatan yang baru pertama kali digelar ini adalah mengenalkan dan menciptakan para agen-agen edukator dan aplikator produk rangka baja ringan.
Sehingga sejak dini atau dari usia pelajar, mereka sudah mengenal produk dan cara memasang rangka baja ringan yang benar.
"Hal ini bagian dari pelatihan dan peningkatan skil aplikator rangka baja ringan yang mungkin bisa dimanfaatkan bagi pelajar SMK ini bila mereka lulus nanti," pungkas Soleh.
Editor : Ali Masduki