get app
inews
Aa Read Next : Dukung Produktivitas Jagung, Sygenta Kenalkan Teknologi dan Inovasi ke Ratusan Petani

Produksi Padi Jatim Terus Menurun, Gubernur Khofifah Malah Raih Penghargaan dari Kementan

Selasa, 15 Agustus 2023 | 16:09 WIB
header img
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Foto/Lukman

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi di Jawa Timur (Jatim) tahun 2020 mencapai 9,94 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Kemudian tahun 2021 turun menjadi sebesar 9,789 juta ton GKG dan tahun 2022 turun lagi sebesar 9,53 juta ton GKG.

Meski mengalami penurunan, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sukses meraih penghargaan Adhikarya Nararya Pembangunan Pertanian dari Kementerian Pertanian (Kementan). 

Penghargaan ini diberikan atas kontribusi dan keberhasilan Khofifah dalam mendukung strategi pencapaian peningkatan produksi pertanian.

Utamanya, karena berhasil mempertahankan Provinsi Jatim sebagai penghasil atau produsen padi tertinggi nasional melalui inisiasi pertanian presisi, intensifikasi, dan optimalisasi lahan. 

Penghargaan tersebut diserahkan Wakil Presiden RI KH. Ma'ruf Amin didampingi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo kepada Gubernur Khofifah yang diwakili  Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak di Istana Wakil Presiden RI, Senin (14/8/2023).

Atas raihan penghargaan ini, Khofifah menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Pusat. Menurutnya, ini adalah hasil kerja keras seluruh stake holder termasuk para petani, gapoktan serta perguruan tinggi  sehingga Jatim bisa  berkontribusi meningkatkan produksi pertanian nasional. 

"Alhamdulillah, ini adalah capaian kita bersama," ungkapnya di Surabaya, Selasa (15/8/2023).

Khofifah mengungkapkan tingginya produksi padi ini salah satunya didorong oleh pemanfaatan teknik mekanisasi. Dimana, proses panennya sebagian  sudah menggunakan combine harvester sehingga bisa mengurangi potensi loss 9 sampai 11%. 

"Kemudian proses pasca panennya sebagian  menggunakan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) modern baik dryer maupun Rice Milling Unit (RMU). Cara-cara seperti inilah yang terus kita dorong untuk bisa dimanfaatkan semua petani di Jatim," katanya, Selasa (15/8/2023).

Khofifah menjelaskan, Pemprov Jatim juga telah menyiapkan berbagai program menuju pertanian presisi. Antara lain penggunaan varietas unggul (produksi tinggi dan tahan kekeringan/banjir) bermutu dengan masa tanam lebih cepat. 

Selanjutnya, penggunaan pupuk secara berimbang dengan ‘7 Tepat. Yaitu tepat tempat, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, tepat jenis, tepat waktu dan tepat sasaran.

"Dan yang paling penting adalah kesejahteraan petani juga harus meningkat seiring dengan peningkatan produktifitas pertanian kita. Untuk itu saat panen raya kemarin, kami terus berkoordinasi dari hulu ke hilir agar jangan sampai harga jual petani turun," jelasnya. 

Sementara itu Wakil Presiden RI KH. Ma'ruf Amin dalam sambutannya meminta agar kinerja pertanian dapat ditingkatkan dalam menopang kemungkinan adanya krisis pangan global. Artinya, capaian sektor pertanian Indonesia harus berada pada level sebelum masa pandemi.

"Capaian kita belum kembali ke situasi normal karena itu kita masih dituntut untuk bekerja lebih keras lagi dan melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan," katanya. 

Editor : Ali Masduki

Follow Berita iNews Surabaya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut