SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Kabar gembira dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Alumninya dari Fakultas Psikologi, Ricky Ardianto menjadi pemenang busana adat terbaik dalam upacara Penurunan Bendera di Istana Merdeka, Jakarta. (19/8).
Ricky mengenakan baju adat Madura dengan kopyah tinggi 'Beladeran' berukuran hingga 50cm. Kebahagiaan Ricky bisa melaksanakan upacara di Istana Merdeka sudah didambakan sejak tahun 2020 hingga akhirnya dapat kesempatan hadir di tahun ini.
Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) selaku penyelenggara upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia selalu rutin membuka peluang untuk Masyarakat turut hadir dalam upacara, termasuk pada tahun ini. Dengan membuka kuota 8000 undangan, masyarakat yang ingin hadir secara langsung hadir mengikuti upacara di Istana Merdeka, dapat mendaftarkan diri melalui situs resmi yang telah dibuka semenjak tanggal 5 Agustus 2023.
Sempat mengalami keterlambatan pendaftaran di hari pertama, Ricky mendapat kesempatan kedua untuk mendaftar pada tanggal 8 Agustus 2023. “Awalnya saya terlambat untuk daftar secara online. Namun, masih rezeki. Alhamdulillah ternyata masih ada kesempatan kedua. Saya coba scroll medsos dan saya juga diberi info dari teman yang di Istana kalau akan dibuka lagi pendaftarannya tanggal 8 di jam 08.45 WIB,” ujarnya saat membagikan ceritanya kepada Tim Humas Untag.
Dua hari kemudian, Ricky mengambil undangan untuk hadir dalam upacara Penurunan Bendera, Kamis. (17/8). Ricky memutuskan menggunakan baju adat Madura dengan koypah tingginya untuk mengingatkan pada lingkungan rumahnya yang berada di Bulak Banteng, Surabaya.
Selain itu, Ricky ingin menunjukan budaya Madura, salah satunya Beladeran yang memiliki makna semakin tinggi derajat orang tersebut semakin tinggi juga kopyah yang dipakai. “Jadi, peci Beladeran ini, punya tanda semakin tinggi derajatnya maka semakin tinggi pecinya.” lanjutnya.
Tepat pada upacara Penurunan Bendera, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo tersenyum senang melihat baju yang digunakan Ricky. Hingga selanjutnya menjadi pusat perhatian saat menerima hadiah sepeda ketika namanya dipanggil.
Saat masih mengenakan almamater Untag Surabaya, Ricky sudah menjadi mahasiswa yang aktif di organisasi luar kampus dan bekerja sejak tahun 2014. Banyak pengalaman pekerjaan yang sudah dilakukan mulai dari tukang sapu di daerah Surabaya barat hingga sekarang aktif bekerja di PDAM Surabaya.
“Dari sebelum kuliah saya sudah jadi tukang sapu, kemudian kuliah punya banyak relasi yang bisa membuat saya sampai detik ini. Hinga kini, saya di PDAM Surabaya,” terang Ricky.
Sementara itu, sebagai Alumni Untag Surabaya, Ricky juga memberikan pesan kepada adik tingkatnya untuk ‘nekat’ ketika ingin melakukan sesuatu terutama untuk suatu kebaikan. Karena menurut Ricky, sesuatu yang baik akan memiliki timbal balik baik juga.
“Buat mahasiswa nekat aja ketika melakukan sesuatu. Kalau kalian ingin melakukan sesuatu, minta doa orang tua dan orang sekitar. Tidak perlu memikirkan biaya ganti bensin karena pasti nanti ada gantinya," tutup Ricky.
Editor : Arif Ardliyanto