Dengan adanya scada system ini, data pemakaian listrik tersimpan dalam data base dan dapat digunakan sebagai referensi improvement serta melakukan analisa pemakaian energi listrik, baik untuk kegiatan operasional maupun non operasional.
SCADA system ini juga merupakan implementasi sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.
Jika sebelumnya data pemakaian daya listrik TPS dicatat oleh petugas lapangan, dengan adanya system ini, tidak diperlukan lagi petugas yang mencatat penggunaan listrik di setiap sub station sehingga dapat meminimalisir lalu lalang manusia di area kerja terbatas. Dengan demikian, penerapan K3 pun menjadi lebih optimal.
“Inovasi terus kita wujudkan demi memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan dan memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan," ungkap Wahyu.
TPS memegang peran strategis dalam ekosistem logistik & kepelabuhanan, khususnya di wilayah Indonesia Timur. TPS akan terus konsisten melakukan berbagai inovasi untuk kemudahan layanan kepelabuhanan di terminal petikemas yang kami kelola guna meningkatkan daya saing logistik nasional secara global dengan dengan tetap melakukan operasional dan pengelolaan usaha secara ramah lingkungan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini konsep green port menjadi komitmen pelabuhan-pelabuhan di dunia, sebagai salah satu upaya mewujudkan sustainability.
“Elektrifikasi RTG ini merupakan program berkelanjutan TPS, setelah pada tahun 2016 melakukan elektrifikasi CC dan elektrifikasi reefer plug pada tahun 2021," ujar Wahyu.
Arus Petikemas internasional sampai dengan Juli 2023 melalui TPS tercatat meningkat 5,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya atau di angka 774.871 TEUs (TPS mendominasi 81% market share peti kemas internasional di lingkungan Pelabuhan Tanjung Perak).
Editor : Ali Masduki