get app
inews
Aa Text
Read Next : Jadi Jawara New Comer Senator Perempuan Nasional, Cantiknya Ning Lia Bikin Baper

Politik Identitas, Salahkah? Simak Penuturan Cendikiawan NU Ini!

Sabtu, 21 Oktober 2023 | 07:44 WIB
header img
H. Muladi Mughni, Ph.D, Cendikiawan muda Nahdlatul Ulama (NU), mantan Ketua Tanfidziyah NU Pakistan, dan Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pakistan. Foto/Ali Masduki

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Politik identitas akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat. Jelang Pemilu tahun 2024, isu ini ditengarai digunakan untuk menyudutkan calon presiden tertentu. 

Politik identitas, salahkah? H. Muladi Mughni, Ph.D, Cendikiawan muda Nahdlatul Ulama (NU), mantan Ketua Tanfidziyah NU Pakistan, dan Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pakistan menuturkan, seiring berjalannya waktu, Indonesia perlu terus berupaya untuk memelihara dan mempromosikan gabungan etika (budaya) dan nilai (agama) melalui representasi mayoritas Jawa dan Islam yang terbukti telah membentuk identitas etik masyarakat Indonesia yang ramah dan religius. 

"Hal ini akan membantu mempertahankan kesatuan dan kerukunan dalam keragaman yang menjadi ciri khas Indonesia," tuturnya saat menjadi pembicara dalam diskusi dengan tema "Mengelola Konflik di Media Sosial Pada Pemilu 2024: Agama, Budaya dan Masa Depan Indonesia, yang digelar Perhimpunan Masyarakat Pesantren Indonesia (PMPI), di Surabaya, Kamis (19/10/2023).

Selain itu, kata dia, berpaduan dua kekuatan ini semakin mempertajam tujuan bernegara untuk menghapuskan musuh bersama berupa penindasan dan ketidakadilan, nafsu keserekahan dan korupsi yang dapat menghambat kesejahteraan serta kemakmuran rakyat.

Partai politik, khususnya yang menjadi rumah bagi warga Muslim Indonesia seperti PKB, PKS, dan lainnya diharapkan berperan/berkomitmen terus menjaga keberlangsungan nilai-nilai luhur tersebut melalui perjuangan politik yang diwujudkan antara lain dalam pemilihan Kepala Pemerintahan Republik Indonesia 2024 mendatang.

Ia melanjutkan, semangat politik berbasis identitas untuk meraih kekuasaan sejatinya adalah hal yang lumrah, karena manusia adalah makhluk sosial dengan multi-identitas. 

"Namun hal yang patut dipastikan bahwa saat kekuasaan tersebut telah diraih, orientasi pembangunan harus diarahkan untuk kemashlahatan bersama. Karena hakikatnya tidak ada manusia yang dapat membebaskan afiliasi kelompoknya dari keterkaitan terhadap kelompok lain sebagai ekosistem hidup bernegara dan bermasyarakat," terangnya.

"Tasharruful imam ‘alar ra’iyyah manuthun bil maslahah. Artinya: segala tindakan dan kebijakan seorang pemimpin harus terkait langsung dengan tingkat kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya," tutup Cendikiawan NU tersebut.

Perlu diketahui, Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya akan keragaman etnis, bahasa, budaya, dan agama, memiliki identitas nasional yang unik. Identitas nasional adalah konsep abstrak yang merujuk pada keseluruhan karakteristik, nilai, budaya, sejarah, dan simbol yang mendefinisikan suatu bangsa atau negara. 

Salah satu komponen yang sangat penting dalam pembentukan identitas nasional Indonesia adalah Islam dan budaya. 

Islam telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad, sementara budaya Indonesia yang kaya juga telah menjadi landasan kuat dalam merumuskan identitas nasional.

Pengaruh Islam di Indonesia tidak hanya terbatas pada aspek keagamaan, tetapi juga meresap dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. 

Sejak kedatangan Islam ke Indonesia pada abad ke-13 dan kini menjadi agama mayoritas, Islam telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk identitas nasional.

Namun, penting untuk diingat bahwa identitas nasional Indonesia tidak hanya terkait dengan Islam. Keanekaragaman budaya di seluruh kepulauan ini juga merupakan bagian integral dari identitas tersebut. 

erbagai suku, bahasa, adat istiadat, dan tradisi lokal turut ambil bagian dalam membentuk ciri khas Indonesia. Keselarasan antara Islam, budaya lokal, dan identitas nasional adalah sebuah cerminan dari harmoni kekuatan yang saling menyatukan. 

Tidak dapat dipungkiri, terkait budaya, basis paling nyata dari budaya adalah etnik, dimana Jawa adalah etnik terbesar yang ada di Indonesia. Sehingga fakta ini cukup memberikan pengaruh signifikan terhadap corak identitas nasional tersebut


 

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut