Sementara Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur Giri Tribroto menjelaskan, tingkat inklusi keuangan di Jawa Timur mencapai 93 persen. Sedangkan literasinya masih sekitar 56 persen. Hal ini menunjukkan masih besarnya gap antara literasi dan inklusi keuangan di Jawa Timur.
”Gap antara literasi dengan inklusi memang masih jauh. Ini yang gubernur (Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa) juga meminta agar OJK bersama IJK (Institusi Jasa Keuangan) terus meningkatkan literasinya. Kita tahu masih banyak masyarakat yang terjerat pinjol illegal, investasi bodong karena masih rendahnya literasi,” terangnya.
OJK, kata dia, bersama IJK juga terus berkolaborasi meningkatkan literasi keuangan utamanya ke masyarakat di wilayah 3T (Tertinggal, terdepan, terluar). Selain itu pihaknya juga memberikan edukasi melalui media sosial.
”Tapi tidak semua masyarakat bisa menjangkau media sosial, karena itu kami harus melakukan edukasi langsung ke masyarakat,” jelasnya.
Direktur Utama bankjatim Busrul Iman yang sekaligus menjabat sebagai Ketua FKIJK Jawa Timur menjelaskan, JIFest merupakan puncak kegiatan dari Bulan Inklusi Keuangan (BIK) tahun 2023 yang telah dilaksanakan sejak bulan Mei hingga Oktober ini.
Banyak rangkaian kegiatan di dalam peringatan BIK. Tujuannya, meningkatkan pemahaman masyarakat terkait jasa keuangan dan mempublikasikan program literasi keuangan, inklusi keuangan, serta perlindungan konsumen.
”Terlebih dengan adanya JIFest kali ini masyarakat dapat melakukan pembukaan rekening serta penggunaan produk dan layanan jasa keuangan secara langsung,” tuturnya.
Editor : Ali Masduki