SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Penerapan kurikulum Merdeka terus dimatangkan dibeberapa daerah. Salah satunya di Kota Surabaya yang memiliki potensi pengembangan kurikulum merdeka bisa menjadi lebih baik.
Pematangan penerapan kurikulum Merdeka dibahas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek Pendidikan Tinggi (Kemendikbud Ristekdikti) RI bersama ahli, kepala sekolah dan guru-guru yang berada di Surabaya dan Sidoarjo, dengan tema 'Implementasi Kurikulum Merdeka'. Tak tanggung-tanggung, ada sekitar 100 guru yang membahas penerapan kurikulum Merdeka.
Anggota DPR RI Komisi X Puti Guntur Soekarno ikut mendampingi pembahasan kurikulum Merdeka. Melalui zoom, Cucu Presiden RI pertama ini memberikan banyak masukan untuk pengembangan pendidikan di Indonesia.
"Saya memiliki tugas untuk bermitra dengan kementerian, salah satunya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek Pendidikan Tinggi (Kemendikbud Ristekdikti) RI," kata Puti dalam sambutannya lewat Zoon di Hotel Movich Surabaya.
Puti menuturkan, dirinya akan melakukan pengawasan kinerja mitranya, tujuannya untuk mendorong target-target yang ditetapkan mampu tercapai dengan baik. Dengan begitu, kemajuan pembangunan bangsa bakal tercipta sesuai dengan harapan bersama.
Selama ini, ujar Puti, implementasi kurikulum Merdeka harus dikawal, karena kurikulum ini membutuhkan tenaga ekstra dalam penerapannya, apakah kurikulum ini sebagai solusi kemajuan pendidikan lebih baik.
"Saya harus memastikan apakah kurikulum ini secara substansi bersifat visoner, solutif, dan mampu menjawab tujuan besar pendidikan," katanya.
Untuk itu, Puti menilai ada tiga catatan penting dalam penerapan kurikulum Merdeka. Pertama, Memastikan Terwujudnya Proses Mencerdaskan Bangsa, kedua Memastikan Terwujudnya Kesejahteraan Bangsa, dan ketiga Memastikan Terwujudnya Keadilan Sosial.
Puti menegaskan, pendiidkan merupakan investasi untuk kemajuan bangsa. Untuk itu, Pendidikan harus melahirkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan mampu meningkatkan daya saing bangsa serta melahirkan Pembangunan karakter yang sesuai. “Dengan tari diri bangsa dan mampu menjaga Kebhinnekaan, kemajemukan Bangsa Indonesia saat ini dan mendatang,” ujar dia.
Sebanyak 100 Guru Surabaya-Sidoarjo membahas Kurikulum Merdeka dan dibuka Anggota Komisi X DPR RI, Puti Guntur Soekarno. Foto iNewsSurabaya/ist
Cucu Soekarno ini menerangkan, tahun 2023 anggaran Pendidikan 20% APBN dikelola Kemedikbudristek RI. Namun, dunia Pendidikan masih sarat dengan permmasalahan antara lain, masih rendahnya rerata kesejahteraan dan kompetensi guru serta dosen. Factor tersebut memiliki dampak cukup besar, salah satunya kemampuan guru dan pola pembelajaran yang tidak pendagogis. Sementara itu, persoalan lain muncul, sebanyak 54,31% tenaga kerja Indonesia merupakan lulusan SMP atau lebih rendah.
Faktor tersebut sangat berepengaruh terhadap dampak produktivitas dan daya saing tenaga kerja yang relative rendah. “Kita semua harus melihat persoalan tersebut secara komprehensif untuk menuju bonus demografi 2045. Kebijakan Pendidikan harus mampu adaftif terhadap revolusi dan Masyarakat industry 4.0 menuju 5.0 untuk kebutuhan era saat ini,” papar Puti.
Editor : Arif Ardliyanto