BLITAR, iNews.id – Limbah tidak harus dibuang, banyak manfaatnya jika mau kreatif dan inovatif. Fakta ini ditunjukan Heri Gunawan (39) Warga Desa Bumirejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar.
Pria ini memanfaatkan kayu bekas menjadi gamelan mainan anak-anak. Dari kreatifitasnya tersebut, ia mampu meraup omset penjualan hingga jutaan rupiah.Ide kreatif tersebut berawal saat melihat di sekitar rumahnya banyak kayu bekas yang menumpuk dan hanya di pakai untuk kayu bakar.
Lalu, dia melihat-lihat dan mencari ide di medsos agar bisa dimanfaatkan. Kemudian setelah melihat gamelan yang sedang tren, dia mencoba membuatnya. Namun setelah dicoba ternyata sangat menarik perhatian warga sekitar dan dibeli oleh warga sekitar.
Dari itulah, dia akhirnya terus membuat alat musik mainan seperti kenong, kendang dan yang lainnya.
“Awalnya ya banyak nya kayu bekas gergajian, sama orang tua saya hanya di bakar. Lalu saya berfikir supaya bisa di manfaatkan bagaimana, kemudian saya lihat medsos kemudian menemukan gamelan untuk anak anak yang mungkin bisa limbah itu digunakan,” kata Heri Gunawan, Kamis (27/1/2022).
Tidak berhenti dari situ, ia akhirnya menemukan ide lagi, yaitu membikin kendang. Ternyata kendang dan kenong yang paling diminanti dan kemudian dipasarkan secara online.
“Setelah saya naikkan di medsos, paling banyak pesanan dari Bali dan Surabaya. Setiap bulannya untuk Bali sekitar seribu biji saya kirim,” ujarnya.
Untuk perbiji mainan gamelan, dia patok seharga lima ribu rupiah. Artinya jika setiap bulan keluar seribu mainan, ia bisa dapat uang lima juta rupiah.
“Saat ini, banyak warga yang ikut kerja. Semuanya sekitar sepuluh orang. Dulu hanya saya sendiri, karena setiap hari banyak pesanan jadi saya mengajak warga sekitar,” paparnya.
Sementara, usaha mengolah limbah tersebut, sempat terupuruk saat pandemi Covid-19 dua tahun yang lalu. Hal tersebut, akibat pemberlakuakn pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Namun usai PPKM tidak berlanjut, kini pesanan sudah mulai ada lagi.
“Hampir dua tahun sepi pesanan akibat pandemi. Pasanya mainan gamelan ini, jualnya di tempat wisata jika wisata tutup maka tidak ada pesanan,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto