BATU, iNewsSurabaya.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) melakukan mitigasi untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi pada musim penghujan tahun 2023/2024.
"Bersama-sama kita membangun jejaring kewaspadaan mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi musim hujan 2023/2024. Kita pastikan bahwa semua dalam kondisi siap siaga. Personelnya, peralatannya dan keterhubungan komunikasi dan teknologinya," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Rabu (8/11/2023).
Pemprov Jatim sendiri telah menggelar apel kesiapsiagaan dalam menghadapi musim penghujan. Dalam kesempatan tersebut, Khofifah menyampaikan bahwa apel sengaja digelar untuk membangun kewaspadaan, mitigasi dan kesiapsiagaan darurat bencana hidrometeorologi dari berbagai elemen.
Pasalnya, dalam apel ini semua disiagakan di masing-masing klaster. Mulai dari klaster sarana dan prasarana, klaster ekonomi, klaster pendidikan dan sosialisasi, lalu klaster kesekretariatan. Semuanya harus dalam kondisi siap dan siapa jelang musim hujan di penghujung tahun.
Tidak hanya itu dalam apel ini juga ada penguatan pemahaman personil terkait rencana operasi dan menguji rencana kontinjensi jika terjadi bencana.
"Kita terus melakukan kewaspadaan dengan sinergitas dan kolaborasi diantara seluruh stakeholder dari pemerintah provinsi dan kabupaten kota dan seluruh elemen masyarakat terutama para relawan siaga bencana," pinta Khofifah.
Khofifah menjelaskan, untuk mitigasi kesiapsiagaan dengan maksimal, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, ia meminta agar semua pihak terus melakukan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi.
"Sistem kesiapsiagaan kita harus terkomunikasikan dengan tim dari rumah sakit, dari tim TNI-Polri, terkomunikasikan dengan diskominfo, terkomunikasikan dengan seluruh jajaran yang kita harapkan bisa melakukan proses mitigasi dan langkah aksi secara lebih komprehensif," tegasnya.
Orang nomor satu di Jatim ini menuturkan, mitigasi kewaspadaan dan kesiapsiagaan harus dilakukan karena sebagian besar wilayah di Indonesia dan di Jatim masuk dalam kategori ring of fire.
"Kita semua sedang melakukan ikhtiar. dan kita sudah dibantu oleh alat-alat teknologi baik pada saat deteksi mitigasi maupun pada saat rehabilitasi dan rekonstruksinya," jelasnya.
Mantan Menteri Sosial RI ini juga berpesan bahwa selain kontrol dan pemetaan, hal lain yang harus dilakukan adalah memastikan sarana dan prasarana yang akan digunakan harus benar-benar dalam kondisi baik , berfungsi dan terkontrol.
"Pintu air A, pintu air B, pintu air C pastikan hidroliknya jalan, pastikan bahwa seluruh perangkat yang dibutuhkan berfungsi dengan baik," pesannya.
Ketua Umum PP Muslimat NU ini menegaskan, tidak hanya sektor pemerintahan tetapi sektor usaha, wisata dan utamanya para penjaga pintu air juga perlu memperkuat upaya kewaspadaan mitigasi dan kesiapsiagaan.
"Sehingga mitigasi dan kesiapsiagaan bisa dilakukan lebih komprehensif karena semua sektor turut bergerak," pungkasnya.
Editor : Ali Masduki