get app
inews
Aa Read Next : All New Citroën C3 Aircross Luncurkan SUV 7-Seater Terbaru, Solusi Cerdas untuk Keluarga Indonesia

Ingatkan Presiden RI, Setara Institute Minta Netralitas dalam Pemilu 2024

Senin, 20 November 2023 | 19:43 WIB
header img
Ingatkan Presiden RI, Setara Institute Minta Netralitas dalam Pemilu 2024. Foto iNewsSurabaya/ist

Ia menuturkan, agitasi agenda satu putaran oleh kandidat pilpres tentu sahih sebagai bagian dari injeksi energi bagi tim kampanye dan pendukung. Namun, hal itu menjadi persoalan serius ketika agitasi itu didukung dengan survei dan publikasi survei, yang sebenarnya adalah mangkampanyekan pasangan capres dan cawapres tertentu. 

Ismail menjelaskan, menurutnya ada dua tujuan tidak etis yang hendak dicapai dari agenda ini. Yang pertama, berharap bandwagon effect, agar pemilih mengikuti langkah mayoritas publik yang sudah menentukan pilihan. 

Kemudian, yang kedua menyediakan justifikasi akademik-populis, atas kemungkinan tindakan tidak jujur dan segala cara memenangi kontestasi, yang bisa saja dilakukan pihak-pihak tertentu pada semua kandidat. 

“Sejalan dengan sajian aneka survei, kampanye pemilu damai dan teduh terus disuarakan tetapi dengan nada suara yang menakutkan,” jelasnya. 

Dia mengatakan, ajakan damai kini menjadi isu demokrasi dan keadilan pemilu. Namun, faktanya mengkritik kandidat justru dianggap membikin gaduh. Begitu juga ketika ada pihak yang mendorong netralitas, justru berpotensi berhadapan dengan hukum. 

Mengoreksi dan menjadikan isu pelanggaran konstitusi, serta kritik terhadap politik dinasti juga dianggap bikin gaduh dan menebar hoax. “Lalu situasi damai dan teduh itu ditujukan untuk apa?,” kata Ismail. 

Dengan fakta tersebut di atas, maka sepanjang pelaksanaan pilpres dan pemilu 2024 publik akan diselimuti dengan berbagai keprihatinan dan kegelisahan. Keprihatinan ini kini telah bertransformasi menjadi ketakutan dan teror demokrasi yang mengancam kebebasan sipil. 

Transformasi destruktif ini semakin kencang karena posisi benturan kepentingan penguasa dengan kandidat tertentu, sehingga akan sulit menjadi wasit yang netral, sulit menjadi tuan rumah pertandingan yang ramah, meski berulang kali menjamu makan bersama.

Setara Institute, sebagai lembaga yang juga sering melakukan survei, mengetuk hati para kolega untuk mengembalikan posisi survei sebagaimana tujuan asalnya. Bukan hanya standar etik yang dipedomani tetapi juga ada nilai kebajikan yang dipromosikan. 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut