SURABAYA, iNews.id - Rektor UNAIR Prof. Mohammad Nasih, menuturkan bahwa jurusan yang dipilih diharuskan sesuai dengan passion dan kemampuan siswa utamanya pada jalur SNMPTN. Dikarenakan siswa yang sudah diterima di jalur SNMPTN tidak diperkenankan lagi untuk ikut jalur SBMPTN.
“Calon mahasiswa harus benar-benar mempertimbangkan ranking sekolah di tingkat nasional dan ranking siswa di sekolah dengan pilihan prodi khususnya di UNAIR,” tegas Prof Nasih.
Sementara itu, sebagai kampus dengan posisi #465 dunia dan nomor #4 di Indonesia, Prof Nasih mengatakan bahwa lulusan Universitas Airlangga diakui mampu lebih cepat diserap oleh pasar karena proses pendidikannya yang berkualitas. Hal itu tercermin dalam employability UNAIR yang berada di peringkat dua.
Universitas Airlangga juga menerima siswa/siswi dari seluruh dunia dari beberapa program yang dimiliki. Selain itu, UNAIR juga memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
“Siswa pendaftar dari keluarga kurang mampu secara ekonomi dapat mengajukan bantuan biaya pendidikan skema KIP Kuliah di website https://puslapdik.kemdikbud.go.id/,” tuturnya.
Prof Nasih juga memberikan gambaran tentang beberapa fakultas dan program studi yang dimiliki UNAIR. Misalnya, prodi kedokteran yang terakreditasi A dan terakreditasi internasional AUN, ASIIN dengan daya tampung SNMPTN 50 orang, SBMPTN 75 orang, dan Mandiri 125 orang.
Kemudian, prodi hukum yang terakreditasi Unggul dan terakreditasi AUN, FIBAA dengan daya tampung SNMPTN 42 orang, SBMPTN 63 orang, Mandiri 105 orang. Dan prodi kesehatan masyarakat yang terakreditasi A secara nasional dan terakreditasi internasional AUN, APHEA dengan daya tampung SNMPTN 52 orang, SBMPTN 78 orang, dan Mandiri 130 orang.
Rektor UNAIR mengatakan, lintas minat di UNAIR mempertimbangkan bekal dan potensi dari SLTA sesuai dengan pemilihan program studi masing-masing. Misalnya program studi akuntansi diperlukan adanya kemampuan aspek numerik.
“Sehingga untuk prodi akuntansi tetap memberi kesempatan untuk lintas minat. Misalnya, siswa IPA yang diajari matematika kemudian mau menyelesaikan kuliahnya di Akuntansi atau Ekonomi Pembangunan. Oleh karena itu, sepanjang kompetensinya masih memenuhi kriteria program studi tentu tidak ada salahnya untuk kita terima,” paparnya
Editor : Ali Masduki