SURABAYA, iNews.id - Mitos Kota Kediri yang selama ini dianggap sebagai wilayah wingit (keramat/ angker) tidak boleh didatangi oleh Presiden RI yang masih menjabat sangatlah kuat.
Sebab dari 6 orang presiden yang berkuasa di republik ini, hanya 2 orang presiden yang berani datang ke Kota Kediri yakni Soekarno dan Gus Dur. Kedua-duanya akhirnya diturunkan dari kursi presiden dengan cara politik.
Hampir semua pendapat menyatakan hal tentang wingitnya (keramat/ angker) Kota Kediri dibandingkan dengan kota lain di Indonesia bagi penguasa nusantara.
Selain Prabu Jayabaya yang menyatakan Kediri “haram” didatangi penguasa, kutukan Kota Kediri juga dinyatakan oleh Kartikea Singha, suami Ratu Shima yang juga penguasa Kerajaan Kalingga, pra Mataram Hindu abad ke-6, di Keling Kepung Kabupaten Kediri.
Kutukannya sangatlah jelas. ”Bagi siapa saja kepala negara yang tidak suci benar maka dia akan jatuh," ujar Kiai Ngabehi Agus Sunyoto, budayawan penulis Atlas Walisongo.
Agus Sunyoto menjelaskan, bahwa pada masa pemerintahan Kartikea Singha sebagai kepala negara, dia menyusun kitab tentang hukum pidana pertama di nusantara yang diberi nama Kalingga Darmasastra, yang terdiri dari 119 pasal.
Hal ini sangat tergantung kepada keyakinan sebenarnya untuk masuk wilayah Daha (Kota Kediri). Namun sebagian besar tidak berani masuk wilayah Kota Kediri.
Ditanya lokasi Kerajaan Kalingga yang sebenarnya, sebab ada yang menyebut Kalingga berada di wilayah Jepara Jawa Tengah, Agus Sunyoto menjelaskan bahwa Ratu Shima memang berasal dari Jepara atau yang dikenal dengan nama Kalingga Utara.
Sedangkan suaminya yaitu Kartikea Singha berasal dari Keling Kepung Kota Kediri atau yang dikenal dengan Kalingga Selatan.
Dalam sejarah nusantara di daerah Keling Kepung Kota Kediri ini pernah kembali Berjaya pada periode akhir Majapahit tatkala kerajaan itu mengalami disintegrasi. Rupanya penguasa Kediri bangkit kembali dan pada tahun 1474 berhasil menumbangkan hegemoni Kerajaan Majapahit.
Jawa dalam keadaan pecah belah tersebut kekuasaannya sampai tahun 1527 kemudian bergeser kembali ke Kediri (Daha) dengan pusat kekuasaan di Keling (Kepung-Kota Kediri) di bawah Dinasti Girindrawardhana.
Dalam Prasasti Jiu disebutkan bahwa tahun 1486 M nama kerajaannya adalah Wilwatikta Daha Jenggala Kediri. Kemudian kerajaan ini pun berakhir akibat perluasan Islam oleh intervensi Giri yang menganggap dinasti yang berkuasa bukanlah kelanjutan dinasti yang memerintah Kerajaan Majapahit terdahulu.
Disaat Indonesia merdeka dari penjajahan pada tahun 1945, selain Soekarno dan Gus Dur yang berani masuk wilayah Kota Kediri lainnya rata-rata hanya diwakilkan kepada wakil presidennya. Uniknya hanya Soekarno dan Gus Dur saja yang jatuh dari kursi kepresidenan pada saat masih menjabat.
Apakah ini fakta atau hanya kebetulan?
(Penulis: Oktavianto Prasongko)
Editor : Ali Masduki