get app
inews
Aa Read Next : Jejak Keislaman Jenderal LB Moerdani, Dari Pondok Pesantren Hingga Panglima Tertangguh di Indonesia

Benny, Pria Asal Cepu yang Jadi Petarung Sejati Dibalik Pemberontakan Indonesia-Malaysia

Selasa, 02 Januari 2024 | 07:51 WIB
header img
Benny, Letnan Dua Infanteri yang Jadi Petarung Sejati. Foto iNewsSurabaya/ist

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Karier militer Benny atau LB Moerdani menggeliat sejak duduk di bangku kelas 1 SMP Negeri IV Banjarsari, terlibat dalam penyerangan kempetei di Solo pada usia yang sangat belia. Bergabung dengan Tentara Pelajar dan meniti karier melalui Pusat Pendidikan Angkatan Darat (P3AD), Benny menjelma menjadi seorang pejuang sejati.

Menurut Julius Pour, Benny memulai pelatihannya pada 1951 dan terpilih untuk pendidikan tambahan di Sekolah Pelatih Infanteri (SPI). Lulus tahun 1952, dia meraih pangkat Letnan Cadangan, kemudian dilantik menjadi Letnan Dua Infanteri pada 4 Juli 1954. Dengan gigih, Benny menjadi instruktur di Sekolah Kader Infanteri, menciptakan jejak karier militer yang gemilang.

Pertautan Benny dengan Soeharto terukir saat memimpin Operasi Naga selama pembebasan Irian Barat dari Belanda. Keberanian dan tekad baja Benny di medan tempur memikat perhatian Soeharto, yang kemudian menjadi atasan langsungnya. 

Puncak prestasinya muncul saat Benny, dengan pangkat mayor, berhasil memimpin pembebasan sandera dalam peristiwa pembajakan pesawat Woyla di Bangkok, Thailand, menunjukkan dedikasi sejati sebagai Asintel Hankam.

Benny petarung sejati. Dia gemilang menumpas pemberontakan PRRI/Permesta serta pantang mundur di garis depan konfrontasi Indonesia-Malaysia. Tapi salah satu pencapaian monumentalnya terjadi saat berlangsung peristiwa pembajakan pesawat Woyla oleh Komando Jihad di Bandara Don Mueang, Bangkok, Thailand. Benny yang kala itu Asintel Hankam menjadi aktor penting mengorkestrasi pembebasan sandera.

Kedekatan dengan Cendana tak terbendung ketika Soeharto merestuinya langsung sebagai Panglima ABRI menggantikan Jenderal TNI M Jusuf. Terdapat cerita menarik bagaimana Soeharto menginginkan Benny untuk memegang tongkat komando tertinggi ABRI.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengungkapkan, ketika memutuskan Benny sebagai Panglima, Soeharto menggunakan caranya yang sangat khas: kalem dan halus. Maksudnya, Soeharto tak langsung menyebut nama Benny sebagai penerus Jusuf, melainkan dengan kode tertentu.

Saat disodorkan tiga nama jenderal bintang tiga: Himawan Susanto, Yogie S Memet dan Soesilo Sudarman, penguasa Cendana itu justru mencari 'anak emas'-nya.

“Benny ada di mana sekarang?” tanya mantan Pangkostrad itu, ditulis Prabowo dalam buku biografinya ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto’.

Pertanyaan ini jelas sebuah sinyal. Dalam pandangan Prabowo, tidak mungkin Pak Harto tidak tahu di mana Benny Moerdani berada.

Adapun Jusuf mengakui dirinya semula tak merekomendasi Benny sebagai calon Pangab. Bukan apa-apa, ahli intelijen itu baru bintang dua, tak pernah jadi pangdam, juga belum pernah mengenyam pendidikan Seskoad.

Apa lacur, Soeharto bergeming. Tidak hanya dipasrahi jabatan Pangab, Benny juga diplot sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib).

Siapa pun tahu, Kopkamtib semula dibentuk Harto untuk membersihkan sisa-sisa PKI. Tapi, lembaga ini lama-lama menjadi ‘organisasi super’ dan acap diidentikkan sebagai tameng Soeharto untuk membabat semua gerakan/tindakan yang berlawanan dengannya.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut