get app
inews
Aa Text
Read Next : Target Ambisius Partai Gerindra, Ingin Kuasai 24 Daerah dalam Pilkada Serentak di Jatim

128 PTT RSUD dr Mohammad Saleh Probolinggo Dipecat, Ini Kata Plt Direktur

Kamis, 03 Februari 2022 | 16:27 WIB
header img
RSUD dr Mohammad Saleh, Kota Probolinggo telah memecat 128 Pegawai Tidak Tetap (PTT)

PROBOLINGGO, iNews.id – RSUD dr Mohammad Saleh, Kota Probolinggo telah memecat 128 Pegawai Tidak Tetap (PTT). Pihak Rumah Sakit yakin pemberhentian yang dilakukan sudah sesuai dengan mekanisme yang ada.

Pemecatan ini masih dalam kondisi panas, 128 PTT berencana akan menempuh jalur gugatan PTUN jika tidak ada kesepakatan. Sementara pihak Rumah Sakit masih meyakini, keputusan melakukan pemecatan tidak melanggar aturan atau sesuai dengan ketentuan yang ada.

Plt Direktur RSUD, dr Abraar HS Kuddah meminta supaya mantan karyawannya di RS tersebut mampu berpikir jernih. Mengingat, yang dilakukan telah melalui mekanisme yang benar dan sudah diumumkan atau diberitahukan sebelumnya. “Pemutusan kontrak kerja yang dilakukan bukan didasari suka atau tidak suka, tetapi sudah melalui proses atau tahapan,” katanya.

Salah satu tahapannya adalah adanya evaluasi kinerja, uji kompetensi, analisa beban kerja dan test psikologi. Karenanya Abraar tidak menanggapi ancaman mantan anak buahnya tersebut.

“Marilah kita berpikir, rumah sakit itu bukan milik saya. Bukan milik manajemen, tetapi milik masyarakat. Apa yang kami lakukan sudah sesuai jalur,” ujar Abraar.

Sebenarnya lanjut Abraar, pihaknya memberhentikan ratusan karyawannya demi efisiensi. Mengingat, tenaga kerja di RSUD overload atau terlalu banyak. Pada 2020 jumlah total karyawan 1.047, sedang jumlah tempat tidur hanya 212. Sesuai berjalannya waktu, tinggal 987 orang. “Jumlahnya berkurang karena ada yang diterima PNS dan pensiun,” sebutnya

RSUD lanjutnya, tidak mampu mensejahterakan karyawannya. Karenanya pada 2021 Abrar berencana mengurangi jumlah tenaga kerjanya. Ia kemudian berkonsultasi dengan berbagai pihak seperti SPI dan studi banding dengan rumah sakit lain. Salah satunya RSUD Madiun yang jumlah tempat tidurnya hampir 600 lebih sedang karyawannya hanya 1.200 orang.

Tak hanya itu pihaknya kemudian berkonsultasi dengan Rumah Sakit PG Wonolangan. Di RS yang berada di Kabupaten Probolinggo tersebut, jumlah tempat tidurnya 120 karyawannya hanya 170 orang. Berdasarkan hal tersebut akhirnya karyawan dirampingkan. “Agustus tahun lalu 30 PTT kami pindah ke Dinas Lingkungan Hidup,” katanya.

Karena dirasa masih terlalu banyak, Abraar Desember 2021 menggelar tes dengan menggandeng Universitas Surabaya (Ubaya) dan Unair. Hasil tes psikologi standar rumah sakit 90 persen, yang lulus hanya 20 persen dari jumlah karyawan 412 orang.

“Karena banyak yang tidak lulus, gradenya kami turunkan 64 persen. Sebanyak 208 PTT yang lulus,” jelasnya.

Dengan berbagai pertimbangan, termasuk menurunkan grade lagi, akhirnya PTT yang tidak lulus lanjut Abraar hanya 128 orang. Diakui, gaji Januari dan JM (Jasa Medis) November, Desember dan Januari belum terbayar.

PTT yang diberhentikan uang JM-nya belum keluar karena terkendala BPJS. “Kan BPJS bayarnya ke kami 3 bulan sekali. Nanti kalau sudah keluar pasti saya bayarkan. Gaji Januari juga,” pungkasnya.

Ketua Komisi II DPRD Agus Riyanto mengatakan, pihaknya berharap tidak ada lagi PHK. Ia berpesan agar dikemudian hari tidak ada perekrutan PTT baru di RSUD. “Kami berharap pihak RSUD mengutamakan PTT yang di PHK jika ada perekrutan karyawan baru. Kasihan mereka punya anak dan istri,” harapnya.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut