Umiyati mengaku sempat bingung dan mencari hutangan lain untuk menutupi hutangnya senilai Rp50 juta itu. Namun karena jumlahnya cukup besar, ia tak bisa mendapatkan.
"Hari ini doa saya terkabul, pak Ganjar datang bawa program yang kami inginkan. Kalau hutang macet kami dilunasi, tentu bisa bertani dengan nyaman dan lebih giat lagi," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar mengatakan, persoalan hutang memang menjadi problem serius para petani. Untuk itu, selain menggulirkan program penambahan pupuk subsidi, kepastian ketersediaan pupuk, bibit dan obat-obatan, soal hutang macet petani juga akan ia selesaikan.
"Iya, setelah kemarin kita punya program penghapusan kredit macet nelayan, para petani juga protres kami juga pengen pak. Makanya setelah kami hitung-hitung, jumlahnya nggak banyak, sekitar Rp600 miliaran. Itu nanti juga kami hapuskan," ucap Ganjar.
Penghapusan kredit macet petani lanjut Ganjar bertujuan agar para petani kembali bangkit. Mereka yang terpuruk dan tidak bisa bayar cicilan karena kondisi pandemi, cuaca, bencana alam, mereka bisa kembali berproduksi dengan penghapusan hutang yang macet di bank.
"Agar petani kita bisa bangkit lagi, berproduksi lebih baik lagi sehingga kebutuhan pangan kita tercukupi," pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto