SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Tahun 2023 menandai penurunan angka kecelakaan di jalanan Jawa Timur, menurut laporan resmi Dirlantas Polda Jatim. Dari 31.973 kasus kecelakaan yang terjadi sepanjang tahun, terdapat 5.239 korban tewas, 364 luka berat, dan 42.972 korban luka ringan.
Meskipun secara kuantitas terjadi peningkatan kasus kecelakaan, Kombes Pol Komarudin dari Dirlantas Polda Jatim menyatakan bahwa fatalitas menurun, dengan selisih 122 korban dibandingkan tahun 2022. Peningkatan keselamatan di jalanan menjadi sorotan, menandakan upaya positif untuk mengurangi dampak kecelakaan di Jawa Timur.
"Secara kuantitas ada peningkatan angka kecelakaan. Secara kualitas, fatalitas menurun dengan selisih 122 korban." katanya.
Hal ini mencerminkan fokus pada peningkatan kesadaran dan kepatuhan terhadap aturan lalu lintas guna menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman.
Polda Jatim dan pihak terkait terus berupaya meningkatkan sistem keamanan di jalanan demi mengurangi angka kecelakaan, mendorong partisipasi masyarakat dalam menciptakan budaya berkendara yang bertanggung jawab. Meski tantangan tetap ada, hasil positif ini menunjukkan progres dalam mencapai lalu lintas yang lebih aman di Jawa Timur.
Pada tahun 2022 terjadi 29.714 kasus menyebabkan 5.361 korban meninggal dunia, 419 korban luka berat dan 38.898 korban luka ringan. Mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat menyatakan, pada tahun 2023 angka kecelakaan tinggi karena ketidakpatuhan pengemudi (pengendara) dan pengemudi ugal-ugalan. Untuk kendaraan yang terlibat laka didominasi kendaraan motor atau roda dua.
"Kendaraan terlibat laka selama kurun waktu satu tahun, seperti biasa didominiasi motor sebanyak 44.839 kasus," jelasnya. Ia menerangkan, untuk urutan kedua mobil barang 5.836 kasus dan ketiga mobil penumpang 4.322 kasus. Secara umum, lanjut Komarudin, faktor penyebab laka karena human error. Kemudian untuk waktu terjadinya kecelakaan terjadi antara pukul 06.00 hingga pukul 12.00.
"Fatality rate wilayah dengan tingkat rate tertinggi Polres Pelabuhan Tanjung Perak urutan satu, kedua Jember, ketiga Bojonegoro. Ini jadi daerah fatality rate 22 sampai 26 persen. Artinya dari 100 kejadian laka 20 persen meninggal dunia," bebernya. Sementara untuk kasus kecelakaan dengan jumlah tinggi pertama Sidoarjo 2.102 kejadian laka dengan korban meninggal dunia 287 orang, kedua Tulungagung 1.485 kasus laka dengan korban 144 orang dan Jombang 1.475 kasus dengan korban meninggal dunia 228 orang.
Editor : Arif Ardliyanto