SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Profesor desain pertama ITS, Prof Bambang Iskandriawan menciptakan deretan inovasi sepeda multiguna. Sepeda ini untuk memudahkan mobilitas dan meningkatkan produktivitas manusia.
Guru Besar pertama dari Desain Produk Industri (Despro) ITS ini menyampaikan, sepeda merupakan alat mobilisasi yang ramah bagi berbagai kalangan.
Tak hanya sebagai alat transportasi, sepeda juga menjadi sarana olahraga, rekreasi, hingga penunjang kesehatan.
Menurut Bambang, inovasi fitur sepeda diperlukan untuk mengoptimalkan seluruh fungsi yang dimiliki.
“Sebagai tambahan nilai guna dan nilai jual juga,” ujar lelaki yang juga menjadi profesor pertama dari Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD) ITS ini.
Dalam penjelasannya, Kepala Pusat Unggulan Iptek (PUI) Desain Kreatif ITS ini mengatakan, salah satu sepeda yang dikreasikannya adalah Trandem Bike (TB). Yakni merupakan sepeda tandem yang dapat bertransformasi menjadi sepeda tunggal dan sebaliknya.
Air Purifier Bike (APB) yang merupakan sepeda multiguna dilengkapi filter penyaring udara kotor besutan Prof Dr Ir Bambang Iskandriawan MEng dari ITS. Foto/ITS
Menurut Bambang, sepeda ini dapat menyelesaikan permasalahan sepeda tandem yang biasanya jarang digunakan karena harus dikayuh oleh dua orang.
“Kalau TB ini bisa dilepas rangka tengahnya dan menjadi sepeda Tunggal,” jelasnya.
Selanjutnya, untuk memudahkan penyimpanan sepeda tandem pada kondisi ruang terbatas, dosen kelahiran 1960 ini melanjutkan inovasi TB dengan menciptakan Sliding Tandem Bike (STB).
Bambang memaparkan, STB memiliki keterbaruan dari segi efisiensi kerangka. Sepeda jenis ini dirancang dengan fitur kerangka yang dapat dipanjangpendekkan tanpa melepas frame sepeda.
“Dengan fitur ini, sepeda dapat ditaruh di ruang sempit, bahkan di dinding ruangan sekalipun,” tuturnya.
Dari segi lingkungan, mantan Kepala Laboratorium Human Centered Design Departemen Despro ITS ini juga telah berhasil menciptakan inovasi sepeda yang dapat membersihkan udara kotor bertajuk Air Purifier Bike (APB). APB ini dilengkapi dengan sistem filter yang dapat menyaring udara selama sepeda digunakan.
“Udara yang disaring nantinya dikeluarkan kembali menjadi udara bersih lewat tepi luar keliling roda belakang dan depan sepeda,” tambah Bambang.
Beralih ke sisi multiguna selanjutnya, lelaki asal Surabaya ini telah menciptakan inovasi sepeda lipat portable yang dapat bertransformasi menjadi sebuah kursi.
Prototype Commuter Bike (Cobi), sepeda lipat portable multiguna yang dapat menjadi kursi saat bepergian besutan Profesor ke-192 ITS Prof Dr Ir Bambang Iskandriawan MEng. Foto/ITS
Sepeda bernama Commuter Bike (Cobi) ini telah melewati analisis struktur dan simulasi numerik yang kompleks hingga menghasilkan kerangka yang lebih ringan dan desain yang lebih praktis.
Menurut Bambang, sepeda ini cocok untuk digunakan bepergian oleh anak muda hingga orang lanjut usia (lansia).
Sementara itu, terkait inovasi terbaru yang digagasnya, lulusan sarjana Teknik Mesin ITS ini telah mengembangkan jenis sepeda kelompok dengan nama Community Bike ITS (Combits).
Combits merupakan sepeda yang bisa digunakan oleh enam orang sekaligus. Bambang menjelaskan, sepeda ini juga dirancang dengan penambahan atap yang dapat melindungi penggunanya dari paparan matahari langsung.
“Agar interaksi saat bersepeda tetap nyaman” tambahnya.
Dalam penjelasannya, Bambang mengungkapkan bahwa berbagai ide dan proses dalam pembuatan inovasi ini melibatkan keilmuan multidisiplin. Mulai dari proses manufaktur, analisa tren, ergonomi, simulasi, hingga uji produk dan publikasi melibatkan banyak pihak.
Tak hanya sivitas akademika, dalam inovasinya lulusan magister dari Wollongong University, Australia ini bahkan melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mendukung perekonomian warga lokal.
Ke depannya, Bambang menyampaikan, pengembangan inovasi yang telah berjalan selama 20 tahun ini akan terus digiatkan. Keberlanjutan inovasi akan digencarkan melalui penambahan fitur, perluasan fungsi, hingga penggalian potensi bisnis melalui perintisan startup.
“Kita sudah mulai rintis untuk perusahaan ini dan masih terus dikembangkan hingga kini,” ungkapnya.
Terakhir, lulusan Program Doktor ITS ini juga meyakini bahwa keberlanjutan inovasi tersebut akan mampu memberikan manfaat yang lebih luas bagi berbagai sektor termasuk sosial, pendidikan, hingga seni terapan.
Bambang berharap melalui inovasi ini, rekayasa dan desain dapat terus berjalan selaras untuk menciptakan kebermanfaatan bagi bangsa.
“Sudah saatnya, kolaborasi keilmuan ini menciptakan produk optimal bukan malah dipisahkan sendiri-sendiri,” tegasnya
Editor : Ali Masduki