get app
inews
Aa Read Next : Pionir yang Mengizinkan Perayaan Imlek di Indonesia, Orangnya Sederhana dan Terpandang, Ini Sosoknya

Unggah Perkembangan Politik Dunia, Presiden ke-6 SBY Kena Sentil Netizen Soal MK

Minggu, 07 Januari 2024 | 13:42 WIB
header img
Presiden ke-6 SBY Kena Sentil Netizen Soal MK. Foto iNewsSurabaya/ist

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono mendapat kritik dari netizen. Kritik diberikan karena SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono memberikan analisis pemilihan umum (Pemilu), namun SBY tidak berani mengkritik proses rekomendasi Gibran untuk menjadi wakil Presiden. 

Netizen dengan akun @retnosetyow4t membalas tulisan SBY dalam akun twitter-nya. 'Bapak tumben ngak prihatin masalah samsul ngobok2 MK? Kenapa Pak??? Ngarep Agus jadi menteri y.... Iya klu menang klu kalah apa gak dobel malunya trah SBY??'.

Sebagaimana diketahui, netizen ini menanggapi analisa SBY dalam akun twitter @SBYudhoyono yang berbunyi :

"Secara pribadi saya berpendapat ada 3 pemilihan presiden di tahun 2024 ini yang bisa mempengaruhi geopolitik dan keamanan di kawasan Asia. Geopolitik dan keamanan kawasan yang saya maksud adalah ketegangan yang tinggi antara Tiongkok dengan Taiwan (saya gunakan istilah Taiwan agar secara internasional mudah dipahami), meskipun saya mengerti bahwa bagi Tiongkok permasalahan Taiwan adalah isu dalam negeri. Juga ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat yang berkaitan dengan hubungan Tiongkok - Taiwan yang memanas tahun-tahun terakhir ini.  

Menarik untuk diikuti, pemilihan presiden di Taiwan pada Januari 2024 ini dan juga pemilihan presiden di Amerika Serikat pada November 2024 mendatang. Jika Presiden Taiwan yang baru adalah sosok yang bergaris keras dan sangat anti Tiongkok, ketegangan Tiongkok – Taiwan akan makin meningkat. Demikian juga jika Presiden Amerika Serikat pasca Pilpres 2024 juga sosok yang bergaris keras dan sangat anti “unifikasi Tiongkok – Taiwan” yang makin diagendakan oleh pemimpin Tiongkok saat ini, maka kawasan Asia Timur betul-betul menjadi sebuah flashpoint yang setiap saat bisa meledak menjadi guncangan geopolitik dan keamanan di Asia. Sebaliknya jika baik Presiden Amerika Serikat dan Presiden Taiwan yang baru nanti lebih bergaris moderat dan bersedia untuk memasuki wilayah “take and give”, kekhawatiran dunia terhadap terbukanya konflik militer terbuka di kawasan Asia Timur bisa berkurang. 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Berita iNews Surabaya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut