SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Hubungan Indonesia dan India sudah berjalan begitu lama. Pada 26 Januari 2024, India merayakan Hari Republik India ke-75. Sebagaimana Indonesia, India merupakan negara demokratis.
"Sebagai sesama negara demokrasi, kita terhubung, memahami dan menghargai satu sama lain dengan berbagai cara," kata Sandeep Chakravorty, Duta Besar India untuk Indonesia, melalui siaran terlulisnya, Sabtu (27/1/2024).
Sandeep Chakravorty mengatakan, tahun ini India dan Indonesia sama-sama melaksanakan pemilu. "Kita akan menyaksikan perayaan demokrasi kita secara penuh dan penuh kejayaan," kata dia.
"Bagi kami orang India, Hari Republik adalah tonggak sejarah demokrasi yang penting. Hal ini memungkinkan negara untuk melihat pencapaiannya dan memperkuat rencananya untuk “Amrit Kaal”, sebuah periode transformasi nasional besar-besaran yang akan mengarah pada “Viksit Bharat” atau India maju pada tahun 2047," lanjutnya.
Sandeep bilang, Bagi India, 75 tahun terakhir merupakan kisah pencapaian karena negara ini tidak hanya kokoh dalam membangun kredibilitas demokrasinya, namun juga memberikan hasil pembangunan kepada rakyatnya.
Dia mengungkapkan, India sedang melangkah maju dengan lintasan pertumbuhan yang mengesankan dan pengakuan global atas apa yang telah dicapai India.
Presidensi G-20 India pada tahun 2023 dengan tema ‘One Earth, One Family, One Future’ (‘Satu Bumi, Satu Keluarga, Satu Masa Depan’) berdasarkan filosofi India ‘Vasudhaiva Kutumbakan’, seluruh dunia adalah sebuah keluarga, bergema secara luas baik di negara-negara maju maupun di negara-negara Global South.
Agendanya bersifat inklusif, ambisius, berorientasi pada tindakan dan tegas yang terbukti dengan diterbitkannya ‘Deklarasi Delhi’ yang mampu menjembatani kesenjangan geo-politik di dunia yang semakin terpolarisasi.
Pentingnya melestarikan Bumi untuk generasi mendatang dan bagi perempuan dalam masyarakat disampaikan secara mengesankan melalui inisiatif G-20 India yang bertajuk ‘Mission LiFE’, Gaya Hidup untuk Lingkungan; dan Perempuan Memimpin Pembangunan. Untuk pertama kalinya pada tahun 2023, India menyelenggarakan dua KTT Voice of Global South.
Tujuannya adalah menjadikan kebu- tuhan negara-negara Global South sebagai bagian dari agenda G-20. Presiden Joko Widodo berpartisipasi dalam KTT kedua pada bulan November 2023, dan mendorong negara-negara Global South untuk mengambil peran yang lebih besar dalam tata kelola global melalui reformasi lembaga multilateral.
"Dimasukkannya Uni Afrika sebagai anggota G-20 pada KTT Delhi merupakan salah satu wujud agenda inklusif India," tegas Sandeep.
Kisah India didorong oleh perekonomian yang menyaksikan peningkatan pemasukan teknologi dan digitalisasi, penekanan yang lebih besar pada manufaktur di India khususnya produk-produk khusus, pembangunan infrastruktur berkua- litas, memastikan konektivitas multi- moda yang lancar, dan peningkatan daya saing keranjang ekspor India. Hasilnya dapat dilihat semua orang.
India saat ini merupakan negara dengan perekonomian terbesar ke-5 di dunia dengan PDB lebih dari 3,7 triliun dollar AS yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 7 persen pada tahun 2024.
Terdapat beberapa prediksi bahwa India akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia pada tahun 2030 dengan PDB sebesar lebih dari 7,3 triliun dollar AS.
Pada beberapa indikator lain seperti cadangan devisa, kinerja pasar modal, investasi asing langsung, inflasi dan manajemen defisit transaksi berjalan, India menunjukkan kinerja yang kuat meskipun terjadi perlambatan dan hambatan global akibat pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina yang mengakibatkan gangguan pada rantai pasokan dan peningkatan biaya bahan bakar, pangan, dan pupuk.
Meskipun terdapat tantangan, Defisit Transaksi Berjalan India menyempit menjadi 1,9 persen dari PDB pada tahun fiskal 2023, sementara cadangan devisa mencapai 617 miliar dollar AS pada bulan Januari 2024.
Inflasi saat ini berada pada angka 5 persen, dan defisit fiskal ditargetkan sebesar 5,9 persen dari PDB pada tahun fiskal 2024. Pasar saham India telah menun- jukkan reli luar biasa yang menyentuh kapitalisasi sebesar 4,33 triliun dollar AS pada Januari 2024, dan menjadi pasar ekuitas terbesar keempat di dunia, melampaui Hongkong.
Pasar saham India telah menun- jukkan reli luar biasa yang menyentuh kapitalisasi sebesar 4 triliun dollar AS pada akhir tahun 2023.
Bahkan mengenai pertanyaan mendasar dalam mengatasi kemiskinan, laporan Niti Aayog baru-baru ini menyoroti bahwa India telah berhasil membuat 248,2 juta orang keluar dari kemiskinan multidimensi dalam 9 tahun terakhir.
India sudah siap untuk mencapai Target SDG 1.2 jauh sebelum tahun 2030. Para CEO global optimis terhadap India, seperti yang terlihat dalam survei CEO global tahunan PwC baru-baru ini, di mana India telah merebut kembali posisi kelima sebagai tujuan investasi pilihan dari posisi kesembilan yang dipegangnya pada tahun lalu.
Pertumbuhan yang berpusat pada masyarakat yang didorong oleh teknologi telah menjadi ciri khas kisah India. Tritunggal JAM memang telah memberikan dampak yang luas. Jan Dhan atau perbankan inklusif untuk masyarakat miskin; Aadhaar atau dokumen identitas unik nasional; dan Telepon seluler merupakan kombinasi ampuh yang telah mengubah wajah pedesaan dan perkotaan India.
India telah memperjuangkan peluncuran Infrastruktur Publik Digital (DPI), yang telah mem- berdayakan Startup dan masyarakat. Hal ini telah menunjukkan dampaknya di beberapa bidang termasuk pening- katan kepatuhan pajak, baik pajak orang pribadi maupun pajak pertambahan nilai; dan penyediaan layanan warga.
Misalnya saja dengan diperkenal- kannya FASTag di jalan tol, pendapatan tol meningkat 9,3 kali lipat dalam 10 tahun dan waktu tunggu rata-rata berkurang dari 734 menjadi 47 detik.
Program transfer manfaat langsung India berdasarkan JAM, yang terbesar di dunia, telah menghasilkan transfer sebesar US$ 395 miliar ke rekening bank masyarakat miskin.
Pada saat yang sama, ekosistem startup sedang berkembang pesat dan India saat ini bangga memiliki lebih dari 100 unicorn. Melengkapi trans- formasi ekonomi dan digital India adalah transisi ramah lingkungan di India.
India telah menjadi pemimpin di G-20 dalam memenuhi komitmen Paris dan siap mewujudkan pereko- nomian yang lebih hijau dan bersih.
Selama tahun 2013 hingga 2023, kapasitas terpasang energi terbarukan telah meningkat menjadi 125GW dari 28GW dan 50GW lainnya sedang dibangun. Tugas bangsa di ‘Amrit Kaal’ adalah membangun landasan ini untuk mencapai tujuan nasional ‘Viksit Bharat’, pada tahun 2047.
India dan Indonesia 75 tahun Kemitraan dan Selanjutnya
Sandeep Chakravorty menyebut, salam banyak hal, India dan Indonesia memiliki etos nasional yang serupa yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” atau “Unity in Diversity”.
"Kita juga merupakan dua negara besar di dunia yang berupaya mencapai kesejahteraan bagi rakyat kita dalam kerangka demokrasi," terangnya.
Selain itu, India dan Indonesia memiliki etos nasional yang serupa yaitu ‘Bhinneka Tunggal Ika’ atau ‘Unity in Diversity’.
"Kita juga merupakan dua negara besar di dunia yang berupaya mencapai kesejahteraan bagi rakyat kita dalam kerangka demokrasi," ujarnya.
Terdapat peningkatan konvergensi antar-negara dalam bidang politik dan strategis, dimana negara-negara tersebut mempunyai pandangan stra- tegis yang sama mengenai Indo-Pasifik.
India sangat percaya pada otonomi strategis dan multipolaritas yang sejalan dengan kebijakan luar negeri Indonesia yang ‘bebas dan aktif’.
Kedua negara memainkan peran penyeimbang dalam sistem interna- sional dan menyuarakan perdamaian, diplomasi, dan pembangunan di dunia.
"Kita memiliki keyakinan yang sama bahwa ini bukanlah era perang. Hubungan kita istimewa. Kita mendapatkan keuntungan dari kontak budaya dan peradaban yang erat selama ribuan tahun dan pengalaman kolonialisme yang sama. Hal ini membuat masyarakat kita menjadi lebih dekat satu sama lain," ungkap Sandeep Chakravorty.
"Pasca kemerdekaan, kita telah menjadi mitra alami dalam meng- upayakan dekolonisasi dan peran negara-negara global south dalam urusan dunia," imbuhnya.
Diikat oleh ‘Semangat Bandung’, India dan Indonesia terus menyuarakan peran yang lebih besar bagi negara-negara berkembang dalam tatanan internasional.
Hubungan ini telah berkembang dari India sebagai pemimpin Gerakan Non-Blok dan Kerja Sama Selatan- Selatan menjadi Mitra Strategis Komprehensif yang menangani isu-isu global seperti perubahan iklim dan transisi energi.
"Belakangan ini, seringnya pertukaran kunjungan tingkat tinggi telah memberikan momentum bagi hubungan kita," jelas Sandeep Chakravorty.
Perdana Menteri Modi berada di Indonesia pada tahun 2018, diikuti dengan kehadirannya di Bali untuk KTT Pemimpin G20 pada bulan November 2022, dan kemudian di Jakarta untuk KTT ASEAN-India pada bulan September 2023. Hal ini kemudian diikuti dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke India untuk KTT G-20 Delhi.
Meskipun kedua negara sedang bertransformasi dengan cepat, terdapat kesamaan tujuan yang mencolok. India berupaya menjadi ‘Viksit Bharat’ pada tahun 2047 sedangkan Indonesia memimpikan ‘Indonesia Emas’, Indonesia emas pada tahun 2045, yang merupakan peringatan seratus tahun kemerdekaannya.
India menekankan ‘Make in India’ dan ‘Atmanirbhar Bharat’ atau India yang mandiri untuk meningkatkan peran manufaktur dalam perekonomiannya, sementara Indonesia memastikan keberhasilan kebijakan ‘Hilirisasi’ sehingga terdapat cukup pengolahan bahan mentah di Indonesia yang menjamin lapangan kerja bagi kaum muda.
Terdapat konvergensi yang signifikan antara ‘Viksit Bharat’ dan ‘Indonesia Emas’ dan kedua negara dapat mencapai tujuan mereka secara substansial melalui kolaborasi dan kerja sama.
Kekuatan India yang luar biasa dalam bidang teknologi digital, teknologi baru dan berkembang, kesehatan, farmasi dan sumber daya manusia yang terampil dapat memberikan kontribusi besar terhadap terwujudnya Indonesia Emas.
Demikian pula India dapat menjadi peserta aktif dalam kebijakan hilirisasi di Indonesia dan perusahaan- perusahaan India dapat meningkatkan manufaktur di Indonesia. Keberhasilan India dalam DPI dan penggunaan JAM dapat dengan mudah diinovasi oleh Indonesia.
"Kedua negara kita sama-sama ‘muda’, menikmati bonus demografi dan juga bonus demokrasi. Negara- negara demokrasi harus responsif terhadap masyarakat dan di sini kita menemukan kesamaan pendekatan antara negara-negara demokrasi terbesar dan terbesar ketiga di dunia," tuturnya.
Terdapat juga kesamaan dalam fokus pada digitalisasi, EV, Startup, dan transisi ramah lingkungan. Di sinilah India dan Indonesia merupakan mitra alami dan India siap untuk meluncurkan kemitraan baru.
Hubungan perdagangan bilateral kita telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa, mencapai hamper 39 miliar dollar AS pada tahun fiskal 2022–2023.
Pada tahun 2023, Indonesia melampaui Singapura dan menjadi mitra dagang terbesar India di kawasan ASEAN. Para pemimpin kita telah menetapkan target untuk mencapai perdagangan bilateral sebesar 50 miliar dollar AS pada tahun 2025 yang merupakan pedoman bagi hubungan ekonomi kita.
Dimulainya konektivitas pener- bangan langsung pada tahun 2023 antara kota-kota besar di India dan Indonesia telah memfasilitasi hubungan budaya, pariwisata, dan bisnis yang lebih erat.
Kehadiran komunitas diaspora India yang sukses dimanfaatkan untuk memperluas bisnis yang saling menguntungkan dengan dampak sosio-ekonomi yang bermakna dan transformatif, seperti munculnya kolaborasi antar rumah sakit untuk memberikan layanan kesehatan berkualitas, inklusi keuangan melalui kemitraan fintech, dan mencapai tujuan transisi energi melalui kolaborasi start-up, dan masih banyak lagi kemungkinan yang bisa dilakukan dalam waktu dekat.
India dan Indonesia adalah tetangga maritim dan selalu menjadi negara penjelajah laut. Jarak antara Kepulauan Andaman & Nikobar dan Aceh hanya 80 mil laut. Perairan Samudera Hindia selama ribuan tahun telah membasahi pantai kita, menyuburkan budaya kita, dan memungkinkan terjadinya interaksi yang erat dan abadi.
Bagi India sendiri, laut adalah jembatan, medium, bukan penghalang. Perdana Menteri Modi, dalam kunjungannya ke Bali pada tahun 2022, dengan tepat menggambarkan perjalanan bilateral tersebut dengan mengatakan, “Gelom- bang laut yang sangat besar telah membuat hubungan antara India dan Indonesia tetap hangat dan tidak kenal lelah".
"Hubungan kami tetap bertahan seperti gelombang itu,” ucapnya.
Kebijakan Act East’ dan ‘Inisiatif Lautan Indo-Pasifik India menegaskan kembali pentingnya Pandangan ASEAN mengenai Indo- Pasifik untuk menjamin perdamaian dan pembangunan di kawasan ini, dan Indonesia adalah mitra terkuat India di kawasan ini.
"Visi Bersama tentang Kerjasama Maritim di Indo-Pasifik antara India dan Indonesia" yang disetujui oleh PM Modi dan Presiden Jokowi pada tahun 2018, menjadi peta jalan kerjasama.
"Kita bekerjasama untuk mening- katkan pembangunan infrastruktur regional dan beberapa ide baru termasuk penerbangan langsung dan layanan peti kemas langsung baru, penyelesaian mata uang lokal, Inisiatif Konektivitas Andaman-Aceh, investasi India di bandara Kualanamu, Medan adalah contoh momentum baru dalam hubungan bilateral kita," ujarnya.
Menurut Sandeep Chakravorty, tahun 2024 adalah tahun yang penting dalam hubungan persaha- batan antara kedua negara karena kita memperingati 75 tahun terjalinnya hubungan diplomatik.
Sepanjang tahun, Kedutaan Besar India di Jakarta bersama dengan Konsulat Jenderal di Medan dan Bali akan menyeleng- garakan beberapa acara dan kegiatan untuk menyoroti kuatnya hubungan bilateral.
Menjadi mitra dekat di kawasan ini dan di tingkat internasional, India dan Indonesia dapat berubah menjadi kekuatan global, memanfaatkan pasar domestik mereka yang luas, angkatan kerja muda dan mahir secara teknologi, dan kelas menengah yang terus ber- tambah.
"Tahun 2024 telah memberi kami kesempatan lagi untuk menegaskan kembali komitmen kami untuk berkontribusi terhadap tujuan kemi- traan kita," katanya.
Sebagai dua negara demokrasi yang berwawasan ke depan, didorong oleh ambisi nasional dan perekonomian yang kuat yang didukung oleh demografi kaum muda, baik India maupun Indonesia akan memperoleh keuntungan dengan memperkuat dan mendukung kemampuan satu sama lain untuk mewujudkan kemitraan yang saling menguntungkan.
"Kami sangat bangga merayakan Hari Republik ke-75 dan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik kami dengan mitra demokratis lainnya, Indonesia. Jai Hind! Dirgahayu Indonesia!" tutupnya.
Editor : Ali Masduki