Setelah Pemberontakan Kuti, pemerintahan Jayanegara memang berangsur membaik. Tetapi, kekecewaan para pejabat istana terhadap sikapnya tidak dapat dihilangkan. Ia tetap menjadi raja yang dibenci.
Pada tahun 1328, Ra Tanca membunuh Jayanegara. Alasan Ra Tanca melakukannya, ada dua versi. Beberapa sejarawan menduga bahwa aksi Ra Tanca dilatarbelakangi oleh sikap Jayanegara yang kerap menggoda istrinya.
Ilustrasi Jayanegara
Versi lainnya menyatakan bahwa Ra Tanca menyimpan dendam akibat kematian Ra Kuti, kawannya sesama Dharmaputra, dalam pemberontakan 1319 dan tidak senang terhadap perlakuan raja kepada Tribhuwana Tunggadewi dan Rajadewi.
Itulah bagaimana akhir hidup Raja Jayanegara yang dibenci ini. Ia tewas justru oleh pegawai istana. Setelah kematiannya, takhta jatuh ke tangan Tribhuwana Tunggadewi, karena Jayanegara tidak memiliki keturunan.
Raja Jayanegara kemudian dicandikan di dalam pura, di Sila Petak, dan di Bubat, dengan arca Wisnu, serta di Sukalila sebagai Buddha jelmaan Amoghasiddhi.
Editor : Arif Ardliyanto