get app
inews
Aa Read Next : Tips Cegah Demam Berdarah

Kasus DBD di Jatim Melonjak, Khofifah: Jangan Sampai Terinfeksi

Senin, 04 Maret 2024 | 16:07 WIB
header img
Petugas melakukan fogging di salah satu halaman gedung perkantoran di Surabaya untuk mencegah kasus DBD. Foto: iNewsSurabaya/Ali Masduki

SURABAYA, iNFONews.ID - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur akhir-akhir ini melonjak. Melonjaknya kasus DBD menjadi perhatian khusus bagi Khofifah Indar Parawansa.

Bagaimana tidak, sepanjang tahun 2024 hingga pekan ketiga bulan Februari, kasus DBD di Jatim telah tembus mencapai 3.638 kasus. 

Sepanjang tahun 2024, angka DBD paling tinggi terjadi di Kabupaten Probolinggo, yakni mencapai 600 kasus, sementara di Surabaya sendiri saat ini tercatat lebih dari 30 kasus.

Gubernur Jatim periode 2019-2024 ini mengatakan bahwa angka kasus DBD Jatim tahun ini meningkat pesat dibandingkan tahun 2023. Dimana sepanjang tahun 2023, jumlah kumulatif kasus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti di Jatim mencapai 9.041 kasus.

"Jika dilihat trennya, di awal tahun 2024 ini kasus DBD Jatim sangat tinggi. Sehingga yang penting dilakukan oleh masyarakat adalah meningkatkan kewaspadaan agar jangan sampai terinfeksi penyakit DBD," kata Khofifah, dalam keterangannya, Senin (04/3/2024).

Untuk itu, perempuan yang juga Ketua PBNU dan Ketua Umum PP Muslimat NU ini mengimbau masyarakat untuk menggiatkan kembali gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Gerakan ini cukup mudah, yakni dengan melaksanakan 3M Plus. Yaitu membuang barang-barang bekas, menutup tempat penampungan, dan juga menguras tempat penampungan air. 

Selain itu juga bisa dilakukan kegiatan preventif plus-plus lain yang bisa mencegah penyebaran DBD. Seperti menggunakan kelambu, menghindari kebiasaan menumpuk atau menggantung pakaian, juga menggunakan lotion anti nyamuk.

"Di kampung-kampung sejatinya juga sudah ada para ibu-ibu jumantik atau juru pemantau jentik nyamuk. Harapannya di masa-masa waspada DBD seperti ini, pelaksanaan pemantauan jentik harus digencarkan. Ini penting untuk menghindari penyebaran DBD," tegas Khofifah.

Tokoh Nahdliyin Inspiratif versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini juga mengajak masyarakat untuk aktif melengkapi vaksinasi DBD pada anak hingga dewasa. Pasalnya vaksinasi DBD bisa anjurkan untuk usia 6-45 tahun.

"Karena penyakit DBD cukup berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian jika tidak ditangani secara cepat dan cermat, maka, vaksin demam berdarah dengue, menjadi kunci preventif dalam mengurangi risiko penularan dan dampak penyakit ini," terang Khofifah.

Editor : Ali Masduki

Follow Berita iNews Surabaya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut