SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Kegiatan Belajar Mengajar adalah adalah proses penyampaian ilmu atau transformasi ilmu yang dilakukan oleh tenaga pendidik dan peserta didik. Proses tersebut dapat dilakukan secara formal ataupun non formal, disesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang ada.
Dalam pelaksanaannya di sekolah formal juga terjadi interaksi atau hubungan timbal balik antara Guru dan Siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting.
Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Sebagai pengatur dalam proses belajar mengajar, guru memiliki kewenangan untuk mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan.
Karena itu guru harus dapat merancang suatu kegiatan belajar mengajar menjadi lebih inovatif dan menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Pada setiap kegiatan belajar mengajar, pasti harus ada tujuan pembelajaran yang harus dicapai, meski begitu tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari guru, siswa, sumber ajar, media ajar ruang belajar, metode dan model pembelajaran.
Dalam kaitannya peran guru dalam proses pembelajaran, Gage dan Berliner (dalam Suyono dan Hariyanto) melihat ada tiga fungsi utama guru dalam pembelajaran, yaitu sebagai perencana (planner), pelaksana dan pengelola (organizer) serta penilai (evaluator).
Guru menjadi faktor yang paling berperan dalam mencapai tujuan pembelajaran karena guru harus bisa merancang pembelajaran mulai dari menentukan metode dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan, memilih media ajar yang menarik, memanfaatkan teknologi saat ini sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Hal ini tentunya sesuai dengan UU RI No. 20 Tahun 2003, Sisdiknas: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Salah satu faktor yang akan dibahas selanjutnya yaitu proses pembelajaran. Dalam penelitian ini penulis mengangkat masalah pada proses pembelajaran, hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran terjadi proses tansformasi informasi serta pengetahuan dari guru kepada siswa.
Penekanan pembelajaran tidak hanya sebatas pada upaya mencekoki siswa dengan sejumlah materi yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar siswa mampu menjadikan pengetahuan yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam hidup bermasyarakat di lingkungannya, serta sebagai bekal siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, atau bekerja sesuai kompetensi yang dimiliki, karena pada objek pada penelitian ini adalah siswa SMK.
Tingkatkan Siswa Aktif Belajar dengan Teknologi Lewat Model Project Based Learning dan Pakai Metode Diskusi. Foto iNewsSurabaya/ist
Akan tetapi, kondisi belajar mengajar dewasa ini masih diwarnai oleh penekanan pada aspek pengetahuan atau hafalan saja dan tidak sedikit siswa yang kesulitan dalam mengikuti materi pada mata pelajaran karena metode pembelajaran yang dipilih guru kurang tepat sehingga mempengaruhi minat belajar siswa.
Siswa yang hanya menjadi objek pembelajaran (teacher centered), kurang mendorong potensi siswa, kurang merangsang siswa untuk belajar mandiri, evaluasi hanya materi yang diajarkan, prestasi siswa masih kurang optimal dan pola interaksi searah.
Oleh karena itu, rancangan pembelajaran hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai dengan kondisi pengembangan potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa. Selain itu proses pembelajaran dapat difokuskan atau berpusat ke siswa (student centered). Pembelajaran yang berpusat ke siswa juga dipengaruhi oleh minat belajar siswa.
Minat belajar adalah kondisi seseorang dari aspek psikologis yang menunjukkan respon seperti gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman atau mempraktikkan.
Minat belajar menurut Syah (2003:151 dalam Sardini, dkk. 2013:2) mengatakan bahwa minat belajar adalah ketertarikan dan kecenderungan yang tetap yang dimiliki oleh siswa untuk memperhatikan dan terlibat dalam aktivitas belajar karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal yang ia pelajari.
Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut (Slameto. 2003:108 dalam Sardini, dkk. 2013:2).
Pada proses pembelajaran, minat belajar siswa juga dipengaruhi oleh metode dan model pembelajaran. Guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, memiliki peran yang penting untuk memilih atau menentukan metode dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan siswa dijaman sekarang dan tidak membosankan.
Metode pembelajaran yang menarik dan model pembelajaran yang menyenangkan dapat meningkatkan keaktifan siswa saat pembelajaran.
Guru dalam merancang pembelajaran selain memilih metode dan model pembelajaran yang tepat, juga harus memilih atau membuat media pembelajaran yang menarik minat belajar siswa.
Menurut Arsyad (20011:12) media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran, menurut Skiner dalam Sadiman, dkk. (1984:9) menyatakan bahwa salah satu komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar adalah media pembelajaran.
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang tepat juga termasuk unsur penting yang harus dirancang oleh Guru. Pada jaman sekarang, teknologi sudah menjadi bagian yang cukup penting bagi dunia pendidikan, adanya perangkat komputer baik secara desktop atau mobile, jaringan internet, dan aplikasi yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran semakin berkembang dan dapat diakses oleh khalayak banyak. Dalam hal ini guru dapat menerapkan konsep Technological Pedagogical And Content Knowledge (TPACK) untuk mengembangkan desain pembelajaran.
Tingkatkan Siswa Aktif Belajar dengan Teknologi Lewat Model Project Based Learning dan Pakai Metode Diskusi. Foto iNewsSurabaya/ist
Dari pembahasan di atas, penulis akan menerapkan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) secara berkelompok dengan motode diskusi dan presentasi pada kegiatan pembelajaran Dasar-dasar Pemasaran di kelas X BD-1 SMK Ketintang Surabaya dengan media pembelajaran dalam bentuk aplikasi yang berbasis web, dengan sarana laptop dan smartphone, serta jaringan internet.
Mulai dari materi, video ajar, proyek dan evaluasi pengetahuan serta refleksi dapat diakses menggunakan aplikasi scanner pada smartphone dan Quick Response (QR) code.
Dengan menggunakan metode, model, dan media pembelajaran diatas, harapannya siswa akan termotivasi apabila rangkaian pembelajaran dan penyelesaian proyek menggunakan perangkat dan media yang sudah menjadi bagian dari kehidupan siswa sehari-hari, sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam melaksanakan pembelajaran secara berkelompok.
Selain keaktifan, siswa juga diharapkan bisa meningkatkan kreativitas dan berpikir kritis untuk menuntaskan proyek dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Penulis :
Measure Dana Rissandhi, S.T., S.Pd., M.Pd.
Guru SMK Ketintang Surabaya
Editor : Arif Ardliyanto