SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Selama 2022-2023, Angka Melek Huruf (AMH) warga Jawa Timur (Jatim) berusia 10 tahun ke atas naik dari 93,85 persen di tahun 2022 menjadi 94,17 persen di tahun 2023. Artinya, masih ada sekitar hampir 6 persen warga usia 10 tahun ke atas di Jatim yang belum bisa membaca dan menulis.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, AMH penduduk laki-laki usia 10 tahun ke atas 4 persen lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan. Persentase melek huruf laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan ini terjadi baik di wilayah perdesaan maupun perkotaan.
Menurut Kepala BPS Jatim, Zulkipli dalam rilisnya menjelaskan, kemampuan membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya yang tidak dimiliki oleh sebagian warga Jatim erat kaitannya dengan kemiskinan.
"Selain itu, yang juga menjadi faktor penyebab tingginya ABH (Angka Buta Huruf) di Jatim adalah alasan sosial budaya dan geografis," katanya.
Beberapa kabupaten/kota di Jatim yang memiliki ABH yang cukup tinggi adalah Kabupaten Sampang, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Sumenep, dan Kabupaten Jember. Ke-enam kabupaten tersebut memiliki tingkat AMH dibawah 90 persen.
"Bila diperhatikan, penduduk pada beberapa wilayah tersebut memiliki kesamaan karakteristik sosial budaya," ungkap Zulkipli.
Data BPS Jatim juga mencatat, hampir di seluruh kelompok usia, ABH penduduk perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Terutama di kelompok usia 40 tahun ke atas. Di rentang usia 50-59 tahun misalnya, ABH perempuan mencapai 5,95 persen. Sedangkan ABH laki-laki dibawah 5 persen.
"Di masa lalu, diduga pendidikan lebih utama untuk kaum laki-laki menjadi dogma pada kelompok usia ini. Sehingga akses terhadap pendidikan menjadi terbatas," terang Zulkipli.
Editor : Arif Ardliyanto