KEDIRI, iNews.id – Pelaku produksi tahu di Kediri menjerit, kedelai yang menjadi bahan dasar melejit. Mereka terancam tidak bisa melakukan produksi tahu karena tidak kuat untuk membeli bahan dasar.
Derita UMKM tahu Kediri semakin lengkap, setelah sebelumnya merasakan langkanya membeli minyak goring. Kini mereka harus merasakan mahalnya harga kedelai yang terjadi dipasaran.Saat ini harga kedelai tembus Rp11 ribu/kilo, padahal sebelumnya hanya Rp9.500 rupiah/kilo.
Salah satu perajin tahu yang merasakan dampak harga kedelai yakni Gatot Siswanto, pengusaha tahu GTT di Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri kediri. Ia terpaksa menaikkan harga jual tahu dan tempe, serta mengurangi produksi lantaran permintaan menurun, dan harga bahan baku naik.
“Dengan harga kedelai saat ini, tentu saja harga jual produk kami berupa tahu terpaksa juga kami naikkan. Semula harga per biji tahu Rp900, sekarang naik menjadi Rp1.000/ biji,” katanya.
Gatot menambahkan, kenaikan harga jual tahu berdampak terhadap permintaan masyarakat yang saat ini juga menurun. Tentu hal itu berpengaruh terhadap produksi tahunya.
“Kami terpaksa juga menurunkan produksi hingga 20 persen lebih dari sebelumnya. Kalau sebelum ada kenaikan harga kedelai, kami bisa menghabiskan 300 kg kedelai setiap harinya, sekarang turun menjadi hanya 240 kg,” imbuhnya.
Gatot juga Ketua Kelompok UMKM Kelud Mandiri menyatakan, saat ini para perajin tahu resah. Mereka harus menghadapi harga kedelai yang melambung naik.
“Jadi ibaratnya kita itu jatuh tertimpa tangga pula. Kita baru saja dibuat bingung dengan mahalnya minyak goreng, sekarang kita kembali dibuat pusing oleh naiknya harga kedelai,” imbuh Gatot.
Ia berharap, pemerintah segera mengambil kebijakan untuk menurunkan harga kedelai. Mengingat, saat ini harga minyak goreng juga masih tinggi. Ia khawatir usahanya akan gulung tikar bila keadaan harga kedelai dan minyak goreng tidak segera turun.
“Kami para pelaku UMKM di Kabupaten Kediri memohon dengan sangat kepada pemerintah, untuk segera menstabilkan harga kedelai, agar pelaku UMKM tidak kebingungan,” ujar Gatot.
Editor : Arif Ardliyanto