SURABAYA, iNewsSurabaya.id - National Hospital kembali mengukir prestasi dengan merilis inovasi terbaru yang menarik perhatian masyarakat. Setelah sukses memperkenalkan Magnetic Resonance Imaging (MRI) 3T dengan teknologi Artificial Intelligence (AI), kali ini rumah sakit tersebut melangkah lebih jauh dengan memperkenalkan solusi ramah lingkungan stasiun pengisian mobil listrik (EVCS) dan Sistem Penyaringan Udara Rumah Sakit (SPKLU).
EVCS, hasil kolaborasi antara National Hospital dan Utomo+, menandai komitmen rumah sakit tersebut dalam mendukung gaya hidup berkelanjutan dan menjaga lingkungan. Dengan fitur modern dan canggih, EVCS memungkinkan pasien yang berobat di National Hospital untuk mengisi mobil listrik mereka secara praktis dan efisien.
Chief Information Officer (CIO) National Hospital, Alexander Ang, menjelaskan bahwa kehadiran EVCS adalah wujud nyata dari komitmen rumah sakit dalam menjaga lingkungan bersama masyarakat dan pemerintah. Selain itu, keberadaan SPKLU pertama di rumah sakit Indonesia ini membantu mengurangi pencemaran udara akibat emisi kendaraan bermotor.
“Dengan EVCS dan SPKLU, kami tidak hanya memberikan layanan kesehatan yang berkualitas, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat,” ujar Alexander.
Data menunjukkan bahwa polusi udara telah menjadi masalah serius di beberapa kota besar di Indonesia, yang dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Dengan menghadirkan EVCS dan SPKLU, National Hospital berperan aktif dalam menjaga kesehatan masyarakat dan menyediakan solusi inovatif untuk tantangan lingkungan masa kini.
Sementara itu, CEO National Hospital Ang Hoey Tiong mengungkapkan, sejak kali pertama dibangun, National Hospital berupaya untuk menciptakan energi hijau. Salah satunya dengan membangun gedung yang ramah lingkungan dan hemat energi.
“Kami siap mendukung untuk Indonesia bebas emisi gas pada 2060. Untuk menuju langkah besar, maka perlu untuk membuat langkah kecil. Ini sebagai langkah kecil kami untuk Indonesia lebih baik di masa akan datang,” jelasnya.
Ang Hoey Tiong menyebutkan, operasional National Hospital memakai mesin pendingin dengan sistem VRV generasi III. Dengan mesin pendingin tersebut, National Hospital mampu menghemat energi listrik sebesar 242.220 KW/ tahun.
“Dengan jumlah penghematan itu bisa menjalankan kereta api listrik melaju dari kota Surabaya menuju Jakarta sebanyak 28 kali, kereta api listrik halfway stockholm,” tambahnya.
Selain pendingin ruangan, Ang Hoey Tiong menambahkan bahwa penghematan energi juga dilakukan melalui pencahayaan. Dia mengungkapkan, penggunaan sunegergy glass jika dikonversi ke energi listrik bisa menghidupkan AC rumah selama satu tahun sebanyak 86 rumah.
“Kami memasang teknologi artificial intelligence untuk AC juga di gedung. Jadi, bisa lebih efisien dalam penghematan energi. Suhu AC menyesuaikan kondisi yang ada di dalam gedung,” tambahnya.
Arsitek khusus dihadirkan dari Singapura untuk menciptakan bangunan National Hospital dengan 10 lantai. Dari sisi desain, bangunan National Hospital didominasi kaca yang membujur dari timur ke barat. Sehingga, cahaya yang masuk ke gedung dari arah utara dan selatan tak menatap langsung. Kemudian penggunaan listrik hingga peralatan seperti komputer hingga AC pun dibuat ramah lingkungan.
Di tempat yang sama, Anthony Utomo selaku Managing Director Utomo Charge+ menuturkan, untuk EVCS yang disediakan termasuk Fast Charger dan mampu mengisi daya cepat mulai dari 20 menit. Utomo Charge+ mengapresiasi kesadaran beralih ke kendaraan listrik dengan melengkapi infrastruktur Stasiun Pengisian Daya Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
“Sebagai provider SPKLU dengan jaringan terbesar se-Asia Tenggara. Anda pun dengan mudah #ChargingEVerywhere hanya dengan satu aplikasi Charge+ yang terintegrasi,” ucapnya.
Editor : Arif Ardliyanto