Society of Native Nations beranggotakan Bangsa atau suku Asli Indian Native Amerika Tongva, Chumash, Borrado, Tewa, Mexica, Navajo, Purepecha, Seneca, Ohlone, Tobotolobal, Nakoda, Lakota, Cherokee, Chichimeca, Choctaw, Mohawk, Lenca, Pipil , Carrizo/Comecrudo, Assiniboine, Coahuiltecan, Kickapoo, A'aninin, Kumeyaay, dan Apache.
Dalam kesempatan ini masing-masing suku yang menjadi anggota Society of native nation memaparkan dampak aktivitas industri petrichemical pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Aeshnina Azzahra Aqilani berkesempatan memaparkan dampak ekspor sampah dari negara maju ke Indonesia.
“Bersama River Warrior Indonesia saya menemukan dampak lingkungan akibat sampah impor dari negara maju diantaranya pembakaran sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang. Sampah-sampah plastik ini menyebabkan timbulnya polusi dioksi yang menyebabkan gangguan pada pernafasan dan sakit paru-paru ” ungkap Nina.
Lebih lanjut Aeshnina menjelaskan, setiap tahun ada lebih dari 5 juta ton sampah kertas dan jutaan ton sampah plastik yang didaur ulang di Indonesia.
Padahal, kata dia, industri daur ulang tidak memiliki kapasitas pengolahan limbah yang baik, sehingga mengakibatkan pencemaran mikroplastik dan bahan aditif plastik di perairan. Padahal air sungai yang dibuangi limbah pabrik daur ulang menjadi bahan baku air minum merupakan irigasi untuk perikanan ribuan Hektare tambak di Sidoarjo.
“Ini tidak adil. Negara maju harus menghentikan mengirim sampah plastiknya ke Indonesia dan negara berkembang lainnya di ASEAN. Negara di Eropa tahu jika daur ulang itu kotor dan membutuhkan energi tinggi dalam proses kerjanya," tegas Nina.
Editor : Ali Masduki