get app
inews
Aa Text
Read Next : Petra Christian University Raih Prestasi Gemilang, Masuk 100 Besar Perguruan Tinggi di Asia Tenggara

Beasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Pakar Kebijakan Publik Unair Sebut Bukan Masalah

Kamis, 09 Mei 2024 | 14:13 WIB
header img
Melesetnya sasaran kebijakan pemerintahan Indonesia terkait Beasiswa KIP Kuliah seringkali terdengar. Foto/Sindonews

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Baru-baru ini muncul kasus KIP-K (Kartu Indonesia Pintar Kuliah) yang menurut masyarakat melenceng dari sasaran. Menyoroti hal itu, Pakar Kebijakan Publik Universitas Airlangga (Unair) Gitadi Tegas Supramudyo Drs MSi sebut bukan masalah. 

“Kalau dari ratusan ribu penerima KIP-K, namun hanya satu atau dua kasus itu bukan masalah. Dalam perspektif kebijakan, harus berdasar data dan fakta. Berapa ribu yang bermasalah, barulah bisa dilakukan analisis evaluasi,” papar dosen administrasi publik itu.

Kunci keefektifan kebijakan dan atau program pemerintah, kata Gitadi, jangan terlalu terpusat di satu lembaga saja. Perlu melibatkan lembaga/institusi independen yang lebih kredibel untuk menentukan sasaran program. 

“Jadi jangan pusat, juga jangan dari kampus saja. Karena, kampus juga punya keinginan untuk mahasiswanya mendapatkan bantuan,” tambahnya

Gitadi beranggapan bahwa Puslapdik (lembaga yang mengatur KIP K) kurang belajar dari pengalaman berbagai universitas. Menurutnya, mekanisme yang dimiliki oleh universitas sudah bagus. 

“Banyak perguruan tinggi itu sudah punya mekanisme menentukan SPP yang baik, sampai home visit, dikunjungi rumahnya, ditanya tetangganya, konsumsi listriknya. Maka dari itu, perlu ada lembaga khusus untuk memonitori jalannya kebijakan atau program,” tegasnya. 

Pakar kebijakan publik itu turut memberikan kritik terhadap beasiswa KIP Kuliah. Menurutnya, program tersebut bagus di permukaan saja. Untuk itu, perlu struktur atau institusi khusus dalam pelaksanaan program atau kebijakan. 

“UNAIR itu punya pengalaman bagus kok, meskipun satu-dua ada yang meleset. Tapi, Unair datang ke rumah mahasiswa yang membutuhkan bantuan, diliat rumahnya, dan lain sebagainya. Itulah muddling through, proses bersusah payah untuk menemukan solusi,” ungkapnya.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut