Misal pada tahun 1999, BHS mengusulkan kepada Dirjen Perhubungan Laut terkait lintasan otonomi dengan menghadirkan kapal mewah Kirana dengan rute Surabaya-Batu Licin Balikpapan. BHS ingin membantu masyarakat di Kalimantan dan menjadi pelopor lintasan perintisan di kawasan tersebut.
Padahal Dirjen Perhubungan Darat sekaligus Caretaker Dirjen Perhubungan Laut Santo Budiono saat itu baru saja berencana melakukan riset lintasan tersebut bersama Jaika dalam waktu lima tahun.
"PT DLU merintis jauh lebih cepat daripada yang dilakukan oleh pemerintah atau BUMN," kata BHS.
Alhasil, kehadiran PT DLU membawa dampak pertumbuhan ekonomi yang luar biasa bagi wilayah Kalimantan yang dulu hanya bergantung kepada PELNI karena keterbatasan armada. Bahkan PT DLU telah mencapai pertumbuhan hingga 90 persen untuk rute pelayaran di Garongkong.
"Jadi ini bukti bahwa sebenarnya kalau keperintisan dilakukan secara profesional dan memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat walaupun itu keperintisan maka demand itu akan tumbuh. Itu yang dilakukan oleh PT DLU," ujarnya optimistis.
Selain itu, tambah BHS, selama ini PT DLU juga selalu hadir di lintasan yang belum ada sebelumnya. Misal lintasan timur sejak tahun 2000 silam dengan rute Surabaya-Kupang.
PT DLU merupakan satu-satunya perusahaan pelayaran swasta yang masuk lintasan tersebut. Baru-baru ini pemerintah juga meminta PT DLU untuk terus membantu armada kekuatan angkutan laut di lintasan timur.
"Jadi saya pikir ini bukan sesuatu yang baru. Kita akan wujudkan itu dan rencana memang ada pertambahan untuk lintasan yang dibuka untuk membentengi wilayah pertahanan atau wilayah perbatasan yang ada di Indonesia yaitu lintasan timur," kata dia.
Editor : Ali Masduki