GRESIK, iNewsSurabaya.id - Kampung Siba Klasik, sebuah kampung percontohan zero waste di kabupaten Gresik menjadi sumber inspirasi bagi kampung lainnya. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu pun kepincut ingin menirunya dan mengadopsi praktik pengelolaan sampah kawasan seperti Kampung Siba Klasik untuk di replikasi di Kota Batu.
Untuk itu, DLH Kota Batu mengirim 60 orang dari desa Kecamatan Junrejo Kota Batu. Mereka adalah kader bank sampah, kader lingkungan pemerintah yang ditugaskan untuk belajar langsung tentang pengelolaan sampah di kampung zero waste Siba Klasik RT.2 RW.5 tersebut.
Koordinator Zero Waste Cities Ecoton Foundation, Tonis Afrianto menegaskan bahwa zero waste atau bebas sampah itu adalah cara konsumsi, penggunaan kembali, dan pemulihan semua produk tanpa menghasilkan polusi yang mengancam lingkungan dan kesehatan manusia.
"Jadi untuk pengelolaan sampah seperti dengan cara membakar atau daur ulang yang menghasilkan polusi itu bukan zero waste," terangnya.
Sementara itu, ketua RT.2 RW.5 Saefudin, menyampaikan pengelolaan sampah kawasan ini membutuhkan local hero yaitu sosok yang peduli dan mau berperan aktif dalam menjaga lingkungan.
"Untuk menjadikan kampung bebas sampah harus memunculkan local hero di setiap desa, harapannya di Kota Batu juga seperti itu," ujarnya.
Untuk membiasakan masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah skala kawasan bahkan Saefudin tidak segan untuk memberikan sanksi bagi warga yang tidak mau memilah dan mengelola sampahnya dengan cara tidak melayani administrasi desa di tingkat RT.
Dalam rangkaian kegiatan ini, para peserta diajak mengunjungi toko refill di kampung SIBA. Toko ini sebagai alternatif untuk membiasakan masyarakat dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Kader lingkungan Kota Batu tertarik untuk belajar lebih dalam terkait manajamen dan inisiasi untuk replikasi di daerahnya.
Vardian Budi Santoso, Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Pengelolaan Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu mengatakan, ke depan pihaknya ingin mewujudkan Kota Batu mengadopsi sistem pengelolaan sampah skala kawasan untuk menjadi kampung zero waste seperti di SIBA.
"Terutama kami ingin belajar untuk membentuk tim penyuluh yang terdiri dari kader lingkungan, akademisi, praktisi dan pemerintah supaya membangun kesadaran masyarakat, mengajak kolaborasi semua lini untuk Kota Batu bebas sampah,” ungkap Vardian.
Studi tiru dan kerja sama ini tidak hanya bermanfaat bagi Kota Batu tetapi juga memperkuat hubungan antar daerah dalam upaya bersama menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Dengan adanya sinergi ini, diharapkan tercipta kesadaran kolektif dan tindakan nyata dalam pengelolaan sampah berkelanjutan.
Editor : Ali Masduki