SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur kembali melaksanakan program Pengembangan dan Peningkatan Kompetensi Keahlian (Inkubator) bagi siswa SMK melalui program MILEA. Pada angkatan pertama tahun 2024 ini, sebanyak 180 siswa SMK terlibat dalam pelatihan yang dibagi menjadi dua kelas, yakni kelas reguler dan Millenial Job Center (MJC).
Kelas reguler mencakup bidang keterampilan yang diminati seperti tata kecantikan, tata boga, teknik pendingin dan tata udara (TPTU), teknik pengelasan, teknik pemesinan, dan teknik otomotif/TBSM.
Sementara itu, kelas MJC meliputi keterampilan di bidang web desain (RPL), desain grafis, motion animasi, fotografi, dan videografi. Peserta yang mengikuti pelatihan ini berasal dari berbagai wilayah, yakni Kab. Bangkalan, Kab. Nganjuk, Kab. Pasuruan, serta Kota Malang dan Kota Batu.
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, menyatakan bahwa kegiatan inkubator ini berlangsung selama enam hari, di mana para siswa diasah baik soft skill maupun hard skill sesuai dengan bidang keterampilan yang diminati. Mereka juga mendapat bimbingan langsung dari instruktur profesional, baik dari dunia usaha dan industri (DUDI) maupun perguruan tinggi.
"Kami ingin menyelaraskan program ini dengan inisiatif Pemprov Jatim yang mengangkat MJC di Bakorwil. Sehingga nanti, kompetensi yang dimiliki oleh siswa kami dapat terhubung langsung dengan kebutuhan DUDI, termasuk dalam bidang kewirausahaan. Kami mendorong mereka untuk menghasilkan karya yang dapat dipublikasikan dan dijual secara mandiri," ujar Aries dalam penutupan inkubator SMK menuju MILEA angkatan pertama di UPT PTKK Dindik Jatim, Selasa (25/6).
Aries berharap, melalui program ini, siswa dapat mengimplementasikan dan memperkuat apa yang telah dipelajari di sekolah. Mereka tidak hanya belajar dari teori, tetapi juga mendapatkan pengalaman praktis langsung dari para profesional di bidangnya.
"Instruktur kami memiliki pengalaman kerja yang luas. Dengan adanya inkubator ini, siswa mendapatkan ilmu baru yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Di sekolah, mereka mendapatkan teori, sedangkan di sini mereka mendapatkan praktik dan implementasi nyata. Ini adalah sinergi yang kami coba bangun," tambah Aries.
Editor : Arif Ardliyanto