SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Masyarakat kembali dihebohkan dengan raibnya saldo nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) secara misterius.
Nasib sial tersebut dialami oleh salah satu nasabah BRI di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Nasabah BRI Abdur Rasyid ini mengaku kehilangan saldo rekeningnya sekitar kurang lebih Rp 15.750.000.
Kejadian itu diketahuinya saat hendak melakukan penarikan tunai melalui mesin ATM di kantor bank BRI Kecamatan Lenteng pada Kamis, 2 Mei 2024.
Terkait dengan beredarnya pemberitaan di media tentang nasib sial nasabahnya, Pemimpin Kantor Cabang BRI Sumenep Heru H menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan investigasi atas pengaduan nasabah.
Ia mengatakan, BRI sangat menyesalkan kejadian tersebut, dimana nasabah terindikasi merupakan korban tindak kejahatan penipuan online atau social engineering. Dari hasil investigasi, data transaksi tersebut merupakan transaksi sukses maka BRI tidak menjanjikan ada pengembalian dana.
"BRI berempati atas hal tersebut. Namun demikian bank hanya akan melakukan penggantian kerugian kepada nasabah apabila kelalaian diakibatkan oleh sistem perbankan," terangnya melalui siaran pers, Jumat (28/6).
Atas kejadian itu, BRI senantiasa mengimbau nasabah agar lebih berhati-hati dan tidak mengunduh, menginstal, maupun mengakses aplikasi tidak resmi, serta dihimbau agar nasabah tetap menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan kepada orang lain atau pihak yang mengatasnamakan BRI.
Termasuk memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan (nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP dsb.) melalui saluran, tautan atau website dengan sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Heru menuturkan, sengan semakin beragamnya modus penipuan secara digital, BRI juga menghimbau agar nasabah tidak sembarang menginstall aplikasi dengan sumber yang tidak resmi dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.
"Data atau informasi dapat dicuri oleh para fraudster apabila masyarakat menginstall aplikasi dengan sumber tidak resmi yang dikirimkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," tuturnya.
BRI juga menghimbau hal yang sama ke masyarakat umum bahwa modus penipuan social engineering tersebut juga dapat terjadi di bank manapun.
"BRI selalu menjaga data kerahasiaan nasabah, dan tidak pernah menghubungi nasabah untuk meminta data rahasia seperti username, password, PIN, maupun kode OTP dsb," lanjut Heru.
"BRI hanya menggunakan saluran resmi baik website maupun media sosial (verified) sebagai media komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas," tandasnya.
Editor : Ali Masduki