SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pemilihan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni ITS Surabaya (Ketum PP IKA ITS) telah menuntaskan tahapan pertamanya pada minggu (21/7) silam.
Dari hasil pemilihan melalui skema One Man One Vote (OMOV) didapati bahwa Wiluyo Kusdwiharto, bakal calon ketua umum (bacaketum) nomor urut 5 menempati posisi pertama dalam tahapan tersebut.
Wiluyo yang juga merupakan Ketua Umum METI berhasil mengantongi 2.296 suara, atau setara dengan 30% dari total suara pemilih sebanyak 7.648 suara sah.
Dengan hasil tersebut maka Wiluyo secara langsung ditetapkan sebagai calon ketua umum bersama dengan 4 (empat) bacaketum dengan suara terbanyak, yakni Faizal Djoemadi, Munadi Herlambang, Muhammad Fauzan, dan Boy Robyanto.
Selanjutnya kelima caketum PP IKA ITS diagendakan melakukan pertemuan pendahuluan, sebelum dilangsungkannya Kongres PP IKA ITS yang rencananya dihelat pada Agustus mendatang.
“Saya secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada seluruh alumni yang telah memilih saya pada tahapan pertama Pemilihan Ketum IKA ITS tahun ini. Namun demikian perjalanan masih belum selesai karena masih ada satu tahapan lagi yakni Kongres yang menjadi puncak pesta demokrasi alumni ITS,” kata Wiluyo ketika ditemui saat melaksanakan rapat internal bersama tim pemenangannya.
Sesuai dengan tahapan yang telah disampaikan oleh KPU IKA ITS, maka sebelum dilaksanakannya Kongres para caketum dipersilahkan untuk melakukan pertemuan pendahuluan.
“Benar adanya bahwa kami caketum yang telah ditetapkan KPU dimungkinkan untuk melakukan pertemuan awal. Pertemuan ini sekaligus musyawarah kami bersama untuk menetapkan Ketua Umum dan perangkatnya sebelum berlangsungnya Kongres," tambah Wiluyo.
Berkenaan dengan pertemuan awal sebagai wujud musyawarah para caketum PP IKA ITS, Wiluyo berharap agar momen ini dapat menghasilkan Keputusan bersama sehingga tidak perlu dilakukan voting pada Kongres mendatang.
“Saya sebagai caketum dengan perolehan suara terbanyak pada OMOV kemarin sangat berharap agar penetapan Ketum PP IKA ITS dapat berlangsung secara musyawarah mufakat agar opsi voting tidak perlu ditempuh," ungkapnya.
Editor : Ali Masduki