SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Transformasi kawasan dari sektor pertanian ke sektor industri memiliki dampak signifikan pada ketersediaan lahan untuk produksi padi, terutama di Jawa Timur yang menjadi barometer sektor perdagangan dan pertanian di Indonesia.
Saat industri padat karya di Jatim berkembang pesat, lahan pertanian semakin berkurang, menyebabkan penurunan volume produksi padi. Hal ini terungkap dalam diskusi antara Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jatim dengan anggota DPD RI terpilih, Lia Istifhama.
Dr. Ir. Jumadi, M.MT, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jatim, menjelaskan bahwa transformasi ini telah berlangsung selama dua dekade, mengurangi kawasan pertanian dari 20% menjadi hanya 11%.
“Kebutuhan produksi padi yang terus meningkat mengancam kawasan hutan. Kami menawarkan solusi melalui program kehutanan sosial dengan sistem agroforestry,” katanya.
Agroforestry, menurut Jumadi, adalah pengelolaan sumber daya yang menggabungkan pengelolaan hutan dengan penanaman tanaman semusim dan beberapa jenis tanaman pertanian.
“Agroforestry tidak hanya mengatasi masalah alih guna lahan tetapi juga mendukung ketahanan pangan. Pola ini dapat meningkatkan produktivitas dan nilai ekonomi lahan. Untuk mendukung kesuksesan program ini, Dinas Kehutanan menyiapkan lahan seluas 300 hektar yang akan dikelola bersama masyarakat melalui Perhutanan Sosial,” jelasnya.
Komoditas yang dihasilkan dari sistem agroforestry tidak hanya menjadi bahan pangan tetapi juga dikembangkan menjadi wisata alam, yang dapat meningkatkan stok karbon dan menekan laju emisi.
Editor : Arif Ardliyanto