Keributan yang kerap terjadi di warung tersebut, menurut Joko, umumnya dipicu oleh orang-orang luar desa yang datang untuk minum miras. Dalam keadaan mabuk, mereka sering membuat onar, termasuk memalak warga yang pulang kerja di malam hari hingga pengeroyokan.
"Orang luar habis minum, lalu bikin kacau di kampung sini," tambahnya dengan nada geram.
Baru-baru ini, sebuah peristiwa pengeroyokan terjadi terhadap salah satu warga desa oleh sekelompok orang yang diduga pengunjung warung tersebut. Alih-alih menolong, korban justru dikeroyok oleh empat orang saat jatuh.
Warga yang semakin tidak tahan akhirnya mendesak agar warung milik orang luar desa tersebut segera dibongkar. Mereka menuntut lingkungan yang aman dan nyaman untuk keluarga mereka.
Kapolsek Diwek, Iptu Edy Widoyono, yang datang ke lokasi, mengatakan bahwa ada tiga warung di kawasan tersebut yang dicurigai menjual miras. Polisi telah memasang garis polisi (police line) di sekitar lokasi sebagai langkah antisipasi.
"Warung-warung ini memang dicurigai, dan saat ini kami sudah police line. Besok pagi, pemiliknya akan dipanggil untuk kami berikan peringatan. Warga di sini tidak menginginkan warung miras beroperasi di desa mereka," tegas Iptu Edy di lokasi kejadian.
Editor : Arif Ardliyanto