SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Tiga anak muda Surabaya yang masih duduk di bangku SMA menghadirkan Track Eco, sebuah aplikasi pengolahan daur ulang sampah berbasis digital. Mereka adalah Stanley, Marcha dan Julian.
Mereka rindu Indonesia dapat menjadi kota yang bebas sampah plastik dan bebas polusi udara di tahun tahun mendatang.
Founder Track Eco, Marcha Sharapova, mengatakan lewat aplikasi ini nantinya sampah akan disalurkan ke bank sampah untuk dikelola dengan benar. Upaya ini, kata dia, anak diawali dari sejumlah panti asuhan yang ada di kota Surabaya.
"Kita bakal mengambil di panti-panti asuhan dan kita siapkan tenaga khusus," katanya saat soft launching aplikasi Track Eco sekaligus edukasi pemilahan sampah yang dapat dan tidak dapat di daur ulang di Panti Asuhan Bukti Kasih, Surabaya, Minggu (04/8/2024).
Sampah yang natinya diangkut adalah sampah plastik yang bisa di daur ulang. Selain panti asuhan, Track Eco juga bakal diterapkan di sejumlah tempat umum di Surabaya.
Marcha bilang, masalah sampah di Indonesia terus menjadi perhatian serius, dengan dampak signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Di tahun 2024 ini, volume sampah di Indonesia menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan, menuntut tindakan cepat dan solusi efektif dari berbagai pihak.
Berdasarkan data terbaru, produksi sampah di Surabaya mencapai sekitar 2.500 ton per hari. Sementara itu, secara nasional, Indonesia menghasilkan sekitar 67,8 juta ton sampah per tahun.
Komposisi sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik (57%), plastik (15%), kertas (10%), dan sisanya berupa logam, kaca, dan material lainnya.
Peningkatan volume sampah yang tidak diimbangi dengan sistem pengelolaan yang efektif mengakibatkan berbagai masalah lingkungan seperti pencemaran tanah, air, dan udara.
Selain itu, sampah plastik yang sulit terurai menjadi ancaman serius bagi ekosistem laut, membahayakan kehidupan laut dan rantai makanan manusia.
Dari sisi kesehatan, tumpukan sampah yang tidak dikelola dengan baik menjadi sarang penyakit dan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan bagi masyarakat sekitar.
"Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan strategi pengelolaan sampah yang terintegrasi dan berkelanjutan," ujar Marcha.
Dalam kesempatan yang sama Founder Track Eco Julian menambahkan bahwa untuk mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke TPA harus ada kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Termasuk mengadopsi teknologi modern untuk pengolahan sampah seperti insinerasi, daur ulang, dan komposting untuk mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke TPA.
"Inisiatif seperti bank sampah dan pengelolaan sampah berbasis komunitas perlu diperluas. Track Eco akan memperluas jaringan dari restoran-restoran, mall, hingga sekolah untuk dapat mengelola sampah dengan jumlah yang lebih besar lagi," terangnya.
Editor : Ali Masduki