SIDOARJO, iNewsSurabaya.id - SMKN 2 Buduran Sidoarjo telah membuktikan diri sebagai pelopor dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat, dengan meraih juara pertama dalam kompetisi Gerakan Sekolah Sehat (GSS) 2024 tingkat Nasional yang diadakan oleh Kemendikbudristek.
Prestasi ini tidak datang begitu saja, melainkan berkat terobosan inovatif mereka yang dinamakan GALERI HATI (Gerakan Lingkungan Asri Sehat Berprestasi). Inovasi ini menciptakan suasana nyaman bagi para siswa selama proses pembelajaran dan aktivitas sehari-hari di sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, memberikan apresiasi tinggi atas pencapaian ini. Menurut Aries, lingkungan sehat adalah elemen krusial dalam proses pendidikan, karena dengan suasana yang bersih dan nyaman, siswa dapat belajar dengan lebih baik. Aries berharap agar semakin banyak sekolah yang mencontoh komitmen SMKN 2 Buduran dalam mengimplementasikan Gerakan Sekolah Sehat.
"Hanya sedikit sekolah yang benar-benar mampu menerapkan gerakan ini secara konsisten. SMKN 2 Buduran telah menunjukkan komitmen yang luar biasa, dan saya harap ini bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk melakukan inovasi serupa," ujar Aries.
Kepala SMKN 2 Buduran, Mariya Ernawati, mengungkapkan bahwa tahun ini merupakan kali kedua sekolahnya mengikuti Gala Kreasi Video Gerakan Sekolah Sehat yang diselenggarakan oleh Kemdikbud. Jika tahun lalu mereka meraih posisi kedua, tahun ini SMKN 2 Buduran berhasil menjadi juara pertama berkat inovasi Galeri Hati dan konsistensi dalam mengkampanyekan penerapan 5 Sehat: Sehat Gizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa, dan Sehat Lingkungan.
"Alhamdulillah, dari 3.500 peserta di seluruh Indonesia, kami berhasil meraih peringkat pertama. Dengan tema 'Sekolah Sehat Generasi Hebat', kami menciptakan gerakan 5 Sehat yang menginspirasi semangat para siswa untuk belajar dan beraktivitas dengan nyaman dan penuh prestasi. Selain itu, kami juga memperkaya program ini dengan mengembangkan green house hidroponik untuk menanam sawi, yang kemudian diolah menjadi produk unggulan seperti dawet sawi," ungkap Mariya.
Editor : Arif Ardliyanto