SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Malam yang seharusnya tenang di Kabupaten Karawang berubah menjadi mencekam saat sekelompok orang tak dikenal (OTK) secara brutal menyerang rombongan kiai Nahdlatul Ulama (NU) dan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Jalan Irigasi Warungdoyong, Rengasdengklok. Serangan ini tidak hanya mengakibatkan luka-luka pada salah satu anggota rombongan, tetapi juga mengguncang ketenangan warga NU di berbagai wilayah.
Serangan ini terjadi ketika KH Ikhsanudin Al Badawi, Rois MWC NU Cikarang, Kabupaten Bekasi, bersama anggota Banser, tengah dalam perjalanan menuju Pondok Pesantren Al Bagdadi untuk menghadiri pengajian manaqib.
Lokasi pondok yang tidak jauh dari Polsek Rengasdengklok ternyata tak menjadi jaminan keamanan, saat puluhan OTK tiba-tiba menghadang mobil yang ditumpangi kiai tersebut. Aksi kekerasan pun tak terhindarkan, menyebabkan Ao Ulumudin, salah satu jemaah, mengalami luka serius.
Menanggapi kejadian tersebut, Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, segera bergerak dengan menggelar konferensi pers di kantor PCNU Surabaya, Senin malam (12/8/2024). Dalam keterangannya, Gus Yahya, begitu ia akrab disapa, menduga kuat bahwa insiden ini berkaitan dengan kontroversi yang belakangan mencuat terkait nasab habaib, khususnya isu yang melibatkan kelompok Baalawi.
“Ada perbedaan pendapat yang muncul, namun saya meminta semua pihak untuk saling menghormati dan tidak menjadikan ini bahan olok-olok,” tegasnya.
Lebih lanjut, Gus Yahya menyerukan agar seluruh pihak menahan diri dari pernyataan-pernyataan yang bisa memicu ketegangan. PBNU pun telah bergerak cepat dengan mengadakan rapat virtual bersama PWNU Jawa Barat serta PCNU Karawang dan Bekasi.
"Kami telah menginstruksikan kepada pengurus NU di Jawa Barat untuk segera menempuh jalur hukum, dan Alhamdulillah, kepolisian sudah mulai memproses kasus ini," tambahnya.
Selain itu, Gus Yahya juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap hukum kepada jajaran Banser dan Ansor. Ia meminta agar tidak ada tindakan sepihak dan menegaskan bahwa semua perbedaan harus dihormati, tanpa memperpanjang polemik yang ada.
“Ini adalah pelajaran bagi kita semua, khususnya warga NU, agar masalah ini tidak semakin berlarut,” tutupnya dengan tegas.
Peristiwa ini menjadi peringatan keras akan pentingnya menjaga kerukunan dan menghormati perbedaan di tengah masyarakat yang plural. Kini, perhatian tertuju pada langkah kepolisian dalam mengusut tuntas insiden yang telah melukai hati warga NU dan mengancam perdamaian ini.
Editor : Arif Ardliyanto