Owly, Maskot Baru Untag Surabaya yang Siap Jadi Inspirasi di Era Digital

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya membuat gebrakan baru dengan meluncurkan maskot ikoniknya, burung hantu, yang kini resmi dikenal dengan nama "Owly". Peresmian ini menjadi salah satu sorotan utama pada hari kedua acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Untag Surabaya 2024.

Maskot burung hantu yang pertama kali diperkenalkan pada 2014, kini tampil dengan visual yang lebih segar dan modern. Tak hanya berfungsi sebagai simbol, Owly juga dipadukan dengan tema besar PKKMB 2024, yaitu "Teknologi untuk Budi Pekerti," yang mencerminkan semangat Untag Surabaya dalam menyatukan inovasi teknologi dengan nilai-nilai luhur.

Nama ‘Owly’ sendiri bukanlah pilihan sembarangan. Melalui proses partisipatif, seluruh civitas akademika dan calon mahasiswa baru Untag Surabaya ikut serta dalam pemilihan nama ini, menjadikannya maskot pertama yang memiliki nama resmi sejak diperkenalkan satu dekade lalu.

Supangat, Ph.D., ITIL., COBIT., CLA., CISA, Ketua PKKMB Untag Surabaya 2024, menjelaskan bahwa Owly bukan sekadar maskot, melainkan simbol dari inti nilai yang diusung kampus, terutama dalam menghadapi era digital yang penuh tantangan.

“Filosofi Owly adalah kebaikan, kepedulian, dan persahabatan. Kami berharap Owly tidak hanya menjadi ikon kampus, tetapi juga inspirasi bagi seluruh civitas akademika untuk selalu mengedepankan etika positif dalam era teknologi yang terus berkembang,” ungkap Supangat.

Keberadaan Owly akan terasa di berbagai sisi kehidupan kampus. Mulai dari penampilannya di acara-acara besar hingga kehadirannya di platform digital, seperti media sosial, Owly siap mengajak mahasiswa baru untuk lebih terhubung dengan nilai-nilai Untag Surabaya.

“Integrasi Owly dalam platform digital adalah langkah strategis kami untuk memperkuat identitas Untag Surabaya. Kami ingin mahasiswa baru merasa dekat dan terhubung dengan kampus melalui kehadiran Owly, baik di dunia nyata maupun maya,” tambah Supangat.

Editor : Arif Ardliyanto