BANYUWANGI, iNewsSurabaya.id - Maulid Nabi Muhammad 1446 H diperingati secara istimewa dan unik di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi. Para warga binaan menggelar Festival Endhog-Endhogan, sebuah tradisi warisan Mbah KH. Abdullah Faqih bin Umar, yang akrab dikenal sebagai Mbah KH. Faqih Cemoro. Tradisi ini bukan hanya menjadi simbol perayaan, tetapi juga sebuah wujud cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
Festival Endhog-Endhogan adalah ritual menghias telur rebus dengan bunga kertas, yang kemudian ditancapkan ke dalam jodhang—pohon pisang berhias—dan diarak mengelilingi blok hunian Lapas Banyuwangi. Arakan ini diiringi dengan pembacaan sholawat, menciptakan suasana syahdu dan penuh makna spiritual.
Telur yang ditancapkan ke jodhang melambangkan Iman, Islam, dan Ihsan—tiga pilar utama dalam ajaran Islam. Telur ini berdiri tegak di atas dasar kalimat Allah SWT, melambangkan kelurusan, kekuatan, dan keteguhan yang tinggi dalam meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah. Pohon pisang, yang setiap bagiannya bermanfaat, mencerminkan bagaimana setiap muslim, seperti Nabi Muhammad SAW, diharapkan mampu menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama.
Gema sholawat dalam acara ini dipimpin oleh Majelis Ratib dan Sholawat Mahabbatun Nabi Banyuwangi, yang membawa semangat "Mari Kita Niat untuk Membahagiakan Hati Rasulullah," dipaparkan oleh Ustadz Abdul Ghoni, seorang ustadz asal Banyuwangi.
Dalam tausiyahnya, Ustadz Abdul Ghoni menekankan pentingnya bersholawat sebagai bentuk cinta dan pengingat akan keharusan meneladani Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.
Kepala Lapas Banyuwangi, Agus Wahono, bersama para staf dan warga binaan turut serta dalam pembacaan sholawat. Agus menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan bagian dari pembinaan spiritual yang berperan penting dalam membentuk karakter dan kepribadian warga binaan.
"Kami percaya bahwa pembinaan spiritual adalah kunci untuk membangun kepribadian yang lebih baik. Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap warga binaan dapat memperdalam nilai-nilai keagamaan dan menguatkan kesadaran diri mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik," ujar Agus.
Agus juga menambahkan bahwa Lapas Banyuwangi akan terus mengadakan kegiatan keagamaan guna membentuk warga binaan yang berakhlak mulia dan siap kembali ke masyarakat dengan bekal keimanan yang kokoh. Tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Ghoni pun disambut dengan antusias oleh para warga binaan, memperkuat semangat mereka untuk terus memperbaiki diri.
Momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad ini memberikan peluang bagi warga binaan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Agus Wahono pun mengajak seluruh warga binaan untuk tidak pernah berputus asa dalam upaya memperbaiki diri dan meraih ridha Ilahi. Peringatan ini menjadi momen berharga bagi semua yang terlibat, menghadirkan suasana religius yang kental dan penuh makna di dalam Lapas Banyuwangi.
Tradisi Endhog-Endhogan ini menjadi bukti bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dapat dijalankan dengan cara yang kreatif, sarat makna, dan mampu menyentuh hati setiap orang, bahkan di balik jeruji besi.
Editor : Arif Ardliyanto