JOMBANG, iNewsSurabaya.id - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Timur nomor urut 1, Lukmanul Khakim, kembali menapak tilas ke masa lalunya dengan mengunjungi sejumlah pondok pesantren di Jombang pada Kamis (26/9/2024) malam. Kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi biasa, melainkan bentuk penghormatan dan permintaan doa restu dari para kiai serta para santri yang menjadi bagian penting dari perjalanan spiritual dan pendidikan Lukman. Di antara pesantren yang ia kunjungi adalah Pondok Pesantren Assaidiyyah 2 Bahrul Ulum Tambakberas dan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif, Denanyar.
Lukman, yang maju bersama Calon Gubernur Jatim Luluk Nur Hamidah, memanfaatkan momen ini untuk kembali bersua dengan tokoh-tokoh penting di lingkungan pesantren, termasuk KH. Abdussalam Shohib atau yang akrab disapa Gus Salam. Pertemuan itu diwarnai obrolan hangat ala pesantren yang penuh dengan kebersamaan dan kekeluargaan. Tak hanya berhenti di situ, Lukman juga berziarah ke makam salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH. Bisri Syansuri, yang menambah nuansa religius kunjungannya.
"Saya datang untuk menyambung tali silaturahmi, karena dulu saya pernah mondok di sini, di Mamba'ul Ma'arif. Sekaligus saya juga memohon doa restu untuk maju di Pilkada Jatim," ungkap Lukman saat memberikan sambutan di tengah acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Lukman mengenang masa-masa ketika ia mulai menempuh pendidikan di Ponpes Mamba'ul Ma'arif sejak tahun 1998. Dengan nada bercanda, ia mengatakan bahwa dirinya sama-sama pernah "meminum air Denanyar" seperti para santri lainnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Madrasah Aliyah Keagamaan Negeri (MAKN) Denanyar, Lukman melanjutkan pendidikannya ke jenjang S1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan kemudian meraih gelar Magister Ilmu Administrasi di Universitas Krisnadwipayana Jakarta.
Kini, di usianya yang ke-41, ia diamanahi tanggung jawab besar untuk menata Jawa Timur bersama rekannya, Luluk Nur Hamidah, melalui pencalonan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Tahun ini saya diberi tugas besar untuk menata Jawa Timur. Karena itu, saya memohon doa dan dukungan dari seluruh elemen pesantren, baik para kiai, ibu nyai, maupun santri yang hadir malam ini," tutur Lukman.
Tantangan yang dihadapi Lukman bukanlah hal ringan. Berdasarkan survei terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Timur menjadi provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia. Ini menjadi ironi mengingat jumlah penduduk Jawa Timur masih di bawah provinsi besar lainnya seperti Jawa Barat.
"Kondisi ini sangat ironis, dan inilah tugas yang kami emban, yaitu menurunkan angka kemiskinan di Jawa Timur," tegas Lukman.
Di akhir sambutannya, Lukman kembali menegaskan bahwa seorang santri tak boleh berpidato terlalu panjang di depan kiainya. Sebagai penutup, ia dengan penuh kerendahan hati meminta doa agar perjuangannya dalam menata Jawa Timur berjalan lancar dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama para santri.
"Saya mohon doa agar perjuangan ini diberi kelancaran, sehingga nantinya manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat, termasuk adik-adik santri yang hadir malam ini," pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto