Anas Urbaningrum selain ke Unair, juga menjadi keynote speaker di acara Pelantikan HMI Cabang Bojonegoro pada Senin (14/10/2024) malam.
Selasa pagi (15/10/2024) berlanjut acara di Tuban dengan pengurus PPI se Jawa Timur.
Selasa Sore (15/10/2024) diajak ngobrol dan diskusi dengan MD Kahmi Gresik dan Selasa Malam sudah di Kota Surabaya kembali untuk bersua dengan HMI Fisip Unair dan MW Kahmi Jatim.
Secara khusus, bagi Anas selama ini mahasiswa mengalami penurunan dalam hal kritik terhadap penguasa bahkan kurang mengikuti perkembangan di luar kampus.
Sekarang diharapkan mahasiswa untuk terus terlibat mengikuti perkembangan luar kampus.
"Ya kritik umum begitu realita umumnya kurang mengikuti perkembangan di luar kampus. Sekarang waktunya mahasiswa untuk terus terlibat mengikuti perkembangan luar kampus intinya adalah pemimpin Indonesia siapapun sebaik apapun sehebat apapun visinya seidealisnya tidak boleh diberikan "cek kosong" harus tetap diawasi harus tetap diingatkan harus tetap diberikan pikiran kritis dan banding biar berjalan dengan baik menuju cita-cita republik," tegasnya.
Dia memberikan contoh kondisi sekarang di Indonesia yang terdapat partai besar menengah kecil tetapi ukuran prestasi dilihat dari elektoral hasil pemilu perolehan suara atau kursi.
Bahkan menurut Anas partai yang dengan pendekatan komprehensif sebetulnya belum ada partai yang kuat.
"Partai yang kuat partai yang sanggup menunaikan tugas atau fungsi dengan baik. Kritik umum di Indonesia partai itu sangat hadir. Sangat hadir di dalam fungsi rekrutmen politik dan itu terwakili dalam pilpres, pileg, pilkada. Fungsi lain tipis-tipis kalau mau jadi partai kuat seluruh fungsi itu dapat ditunaikan dengan baik," jelas pria yang pernah menjadi Ketum PB HMI 1997-1999.
Sementara itu, dalam kuliah umum tersebut ada pertanyaan dari salah satu mahasiswa yang membandingkan relevansi antara organisasi mahasiswa yang diikuti Anas yakni HMI dengan partai politik.
Anas pun menjawab jika semua organisasi mahasiswa tidak semua dapat membangun sistem, kompetisi, konflik dan konsensus.
"Maka aktif dipolitik tapi tidak punya soft skill dalam mengelola partai ya kosong. Apalagi tidak bisa berdebat. Ketika berdebat keras berbeda pendapat hasilnya pasti mutung. Maka organisasi mahasiswa juga harus membangun sistem, kompetisi, konflik dan konsensus," pungkasnya.
Editor : Ali Masduki