NGAWI, iNewsSurabaya.id - Ngawi, sebuah kabupaten yang dikenal sebagai lumbung padi di Jawa Timur, kini semakin memantapkan posisinya sebagai penghasil beras organik terbesar. Pada tahun 2024, Kabupaten Ngawi berhasil melampaui target yang ditetapkan Kementerian Pertanian untuk luas lahan pertanian organik. Dengan target 1.000 hektare, Ngawi justru mampu membuka hingga 1.700 hektare lahan organik, sebuah pencapaian luar biasa yang menunjukkan keseriusan daerah ini dalam mengembangkan pertanian berkelanjutan.
Salah satu pejuang pertanian organik di Ngawi adalah Agus Suwoko, seorang petani di Desa Jatirejo, Kecamatan Kasreman. Sejak 2021, ia bersama kelompok tani di desanya gigih mengembangkan padi organik. Kini, dengan lebih dari 11 hektare lahan yang telah bersertifikat organik, Agus membuktikan bahwa pertanian ini lebih dari sekadar tren – ini adalah masa depan.
“Beras organik memiliki kualitas unggul. Selain tahan lama, harga jualnya juga lebih tinggi karena tidak terikat dengan harga eceran tertinggi (HET),” jelas Agus, Sabtu (18/10/2024).
Meski beras organik banyak diminati, ada tantangan tersendiri, terutama terkait perawatan. Beras organik, yang bebas dari pestisida kimia, lebih rentan terhadap serangan kutu.
Namun, Agus menekankan pentingnya perlakuan khusus seperti segera membungkus rapat setelah proses penggilingan untuk mencegah hal tersebut.
“Tidak mengandung kimia, jadi kutu beras lebih suka. Ini memerlukan perhatian ekstra dalam penyimpanannya,” tambah Agus yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Jatirejo.
Editor : Arif Ardliyanto