Ketiga, Overland Conveyor. Konveyor sepanjang 600 m yang dirancang untuk memindahkan bijih yang telah diaglomerasi ke fasilitas pelindian timbunan. Beberapa fitur khusus diperlukan dalam desain konveyor ini yang diakomodasi oleh Rexline.
Keempat yakni Heap Leach Stacking System. Terdiri dari sistem konveyor tripper tetap yang kemudian dipindahkan ke serangkaian konveyor bergerak “Grasshopper” melalui sistem penumpukan radial untuk penempatan bijih untuk pelindian tembaga.
Sedangkan yang kelima adalah Pasokan Peralatan dan Material. Rexline telah memberikan kepada Asiamet Resources Bill of Quantities (Bill of Quantities) yang sangat rinci dan estimasi biaya untuk semua peralatan dan material curah yang dibutuhkan untuk Sirkuit Penanganan Material.
"Semua komponen baja struktural dan sistem konveyor akan diproduksi oleh Rexline di workshop Fabrikasi yang berada di Kabupaten Lamongan Jawa Timur," ungkap Rizal.
Ia menjelaskan bahwa penyelesaian Basic Engineering Design membuka jalan bagi tahap Detailed Engineering Design (DED) proyek pertambangan tembaga. Tonggak penting ini secara resmi ditandatangani oleh Darryn McClelland, CEO Asiamet Resources, saat kunjungannya ke pabrik dan kantor Rexline Engineering Indonesia di Surabaya dan Lamongan pada tanggal 5 Oktober 2023.
Rizal Sholfiyah menyampaikan, bahwa untuk membangun sebuah konsep dasar sistem penanganan project membutuhkan komitmen yang kuat untuk mengkolaborasikan kerangka fikir antara Engineering, Procurement, dan tata Kelola (sumber daya) lokal agar hasil akhir dapat lebih efektif dan efisien.
"Hal ini Rexline Engineering Indonesia mampu membuktikan pencapaian yang signifikan dan mampu menjadikan kearifan lokal sebagai pintu kesuksesan perusahaan untuk project dalam negeri," tutupnya.
Editor : Ali Masduki