SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Ecoton menggelar aksi teatrikal "Operasi Plastik Pada Manusia Plastik" di depan Gedung Grahadi Surabaya, Rabu (13/11/2024). Ecoton mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil peran aktif dalam negosiasi Global Plastic Treaty untuk mencapai pengurangan produksi plastik dan polusi plastik.
Aksi teatrikal ini menampilkan operasi pengambilan plastik dari tubuh patung "Manusia Plastik" setinggi 5 meter dan lebar 5 meter, menggambarkan ancaman nyata mikroplastik terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
"Perilaku masyarakat yang bisa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai akan mendorong tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-12 terkait produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, serta tujuan ke-14 dan ke-15 yang menyoroti pentingnya menjaga ekosistem laut dan darat dari pencemaran plastik," ungkap Alaika Rahmatullah, Alumni Universitas Islam Negeri Malang dan anggota Ecoton.
Aksi ini juga menjadi bentuk keresahan generasi Z terhadap kerusakan lingkungan akibat penggunaan plastik sekali pakai seperti botol plastik, tas kresek, sedotan, dan Styrofoam.
"Publik butuh literasi agar semakin sadar akan pentingnya pengurangan penggunaan plastik sekali pakai untuk melindungi bumi dari kerusakan," tambah Alaika.
Dalam lima tahun terakhir, mikroplastik telah ditemukan dalam tubuh manusia, termasuk darah, pembuluh darah, paru-paru, ginjal, urin, sperma, ASI, cairan amnion, plasenta, hati, lambung, feses bahkan di otak manusia. Temuan mikroplastik dalam darah menunjukkan bahwa partikel ini dapat ditransfer dan dialirkan ke seluruh tubuh.
Rafika Aprilianti, Kepala Laboratorium Mikroplastik ECOTON, menjelaskan bahwa jalur paling utama mikroplastik masuk ke dalam tubuh manusia yaitu melalui konsumsi makanan dan minuman, udara yang tercemar, dan penggunaan produk perawatan diri yang mengandung partikel plastik (microbeads).
"Ketika partikel ini masuk ke aliran darah, mikroplastik dapat menyebar ke seluruh organ, membawa ribuan senyawa kimia berbahaya seperti Bisphenol A (BPA), ftalat, dan PCB, yang bersifat toksik. Zat-zat kimia ini dapat memicu peradangan, mengganggu sistem imun, serta berdampak buruk pada fungsi organ dan sistem reproduksi manusia," jelas Rafika.
Aksi "Operasi Plastik" ini juga menjadi ajang seruan Ecoton kepada pemerintah Indonesia untuk aktif mendukung Global Plastic Treaty yang saat ini tengah dirundingkan dalam forum internasional. Ecoton berharap Indonesia bisa mengambil peran aktif dalam menyuarakan pentingnya regulasi yang ketat terkait produksi dan penggunaan plastik.
Ecoton juga menyerukan dukungan terhadap proses negosiasi Global Plastic Treaty, dengan menekankan bahwa perjanjian global harus mencakup langkah-langkah konkret untuk mengurangi produksi plastik dan memperkuat tanggung jawab dalam menangani kebocoran sampah plastik yang berakhir di lingkungan.
Editor : Ali Masduki