Ia menegaskan aksi unjuk rasa itu merupakan bentuk kemarahan siswa yang sudah memuncak setelah lama dipendam. Mereka menyatakan tidak akan kembali masuk ke madrasah sebelum ada perubahan di kepemimpinan yayasan dan madrasah.
Pasca aksi demo ini, para siswa bahkan berencana untuk mogok sekolah lagi hingga tuntutan mereka dipenuhi, yakni Kepala Sekolah dan Kepala Yayasan mundur.
Salah satu wali murid, Fitri (41), yang turut serta dalam aksi menyampaikan rasa kecewanya terhadap sikap kedua pemimpin itu. Ia menganggap Ketua Yayasan dan Kepala madrasah tidak memberikan contoh yang baik bagi siswa. Fitri juga menyinggung dugaan pelecehan yang dilakukan Kepala madrasah terhadap siswi, yang menurutnya tidak bisa diterima begitu saja.
"Anak-anak kami sudah merasa tidak nyaman. Mereka mengeluhkan pelecehan seperti dicolek, ditepuk, bahkan dirangkul oleh Kepala Sekolah. Ini jelas bukan perilaku yang bisa diterima dari seorang pendidik," ujar Fitri, yang mendampingi anaknya.
Selain dugaan pelecehan, Fitri juga mengkritik sikap Ketua Yayasan yang dianggap kurang menunjukkan contoh sikap akhlakul karimah sebagai pemimpin lembaga pendidikan. Ia menyebut Ketua Yayasan pernah menantang siswa untuk berkelahi, serta memukul siswa hanya karena alasan sepele. Tindakan-tindakan seperti itu, menurut Fitri, sangat tidak pantas dilakukan seorang yang seharusnya menjadi teladan.
"Selain itu, Ketua Yayasan juga sering mengabaikan masukan dari orang tua dan siswa. Kami merasa tidak didengar. Kami bahkan pernah melaporkan masalah ini kepada penasihat sekolah, tetapi setelah itu justru ada guru yang disandera dan tidak boleh pulang," tambahnya dengan nada kecewa.
Ketidakadilan dan sikap arogan yang ditunjukkan pimpinan yayasan dan madrasah membuat mereka merasa khawatir akan masa depan pendidikan anak-anak mereka. Mereka pun menegaskan jika masalah itu tidak segera diselesaikan, akan mengadu ke pihak yang berwenang.
"Sekarang kami tidak tahu harus kemana lagi. Kami sudah mencoba berbagai cara untuk menyampaikan keluhan, namun tidak ada respons yang memadai dari pihak sekolah atau yayasan. Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, kami akan mencari jalur hukum," tegasnya.
Terpisah, Ahmad Syiarrudin Ketua Yayasan Darul Faizin mengatakan bahwa persoalan yang terjadi hingga didemo siswanya itu bagian dari internal. "Ini bisa jadi evaluasi yang bagus, untuk Kepala Sekolah segera yayasan membuat evaluasi," kata dia kepada wartawan.
Pihaknya berjanji akan menampung aspirasi dan menggali data adanya dugaan asusila yang dilakukan kepala madrasah.
"Kami akan membentuk tim pencari fakta, apakah aspirasi yang disampaikan tadi aktual dan bisa dipertanggungjawabkan, kalau bisa terpenuhi maka dengan sadar kami berjanji akan memberikan tindakan yang sangat terarah dan terukur," katanya
Editor : Arif Ardliyanto