Selain menjadi ruang apresiasi seni, ASF Art Exhibition juga menjadi ajang reuni bagi para alumni. Guru Besar Seni Rupa UNESA, Prof. Dr. Drs. Djuli Djati Prambudi, menyebut pameran ini sebagai wadah nostalgia yang penuh makna.
“Ini adalah pameran pertama para alumni dalam skala besar. Selain menampilkan karya, ini juga menjadi ajang berbagi cerita dan mengenang masa-masa kuliah dulu,” ujarnya.
Djuli, yang telah menyaksikan transformasi Fakultas Seni Rupa dari era IKIP Surabaya, menyatakan kebanggaannya terhadap para alumni yang tetap produktif meski banyak yang kini berprofesi di luar seni murni.
“Sebagian besar alumni menjadi guru, dan mereka menghadapi tantangan besar dalam menyesuaikan diri dengan generasi digital. Namun, semangat kreatif mereka tetap terjaga,” katanya.
Kolaborasi Lintas Generasi yang Menghidupkan Seni Rupa UNESA. Foto iNewsSurabaya/arif
Wayan dan Djuli berharap pameran ini bisa menjadi tradisi tahunan, bahkan diadakan di galeri-galeri lain di Surabaya. “Semakin banyak masyarakat yang menikmati karya seni, semakin kuat eksistensi seni rupa kita,” kata Wayan.
Djuli menambahkan pentingnya regenerasi dalam dunia seni. “Setiap generasi memiliki zamannya sendiri. Tugas kita adalah memberikan pijakan nilai-nilai budaya yang kuat, agar generasi muda mampu berkarya tanpa kehilangan identitas,” tutupnya.
Pameran ini bukan hanya selebrasi seni, melainkan juga simbol kolaborasi lintas generasi yang penuh makna. Dengan semangat kebersamaan, ASF Art Exhibition diharapkan menjadi inspirasi bagi seniman muda dan memperkokoh posisi seni rupa Indonesia di pentas dunia.
Editor : Arif Ardliyanto