SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Bayangkan sebuah dunia di mana ide-ide cemerlang dan solusi inovatif lahir dari pikiran-pikiran muda. Di mana anak-anak bukan hanya penerus masa depan, tetapi juga agen perubahan yang aktif. Itulah gambaran yang tercipta di konferensi TEDxSurabaya Youth: Re(k)generation yang berlangsung pada Sabtu (7/12/2024).
Di acara ini, generasi muda Surabaya berkumpul untuk berkolaborasi, berkreasi, dan berbagi ide demi terwujudnya dunia yang lebih baik dan berkelanjutan. Acara yang diinisiasi oleh TEDx Surabaya bersama UNICEF, Pemkot Surabaya, dan berbagai pihak lainnya ini menjadi wadah bagi kaum muda Surabaya.
Mereka dapat merayakan, berbagi gagasan, belajar dari pengalaman, dan melahirkan solusi inovatif untuk tantangan global.
Kepala DP3APPKB Kota Surabaya, Ida Widayati, menekankan semangat kebaruan yang hadir dalam berbagai bidang, seperti teknologi, seni, lingkungan, pendidikan, dan kepemimpinan.
Tahun ini, TEDxSurabaya Youth merayakan Hari Anak Sedunia. Acara ini menghadirkan pembicara, penampil, dan penyelenggara muda berbakat berusia 10-18 tahun dari berbagai latar belakang.
Janice Budihartono, Licensee of TEDx Surabaya, menjelaskan bahwa konferensi ini merupakan bagian dari jaringan TEDx Global. Jaringan ini menyediakan platform bagi generasi muda untuk berbagi ide, berdiskusi, dan menemukan solusi untuk berbagai tantangan.
"Ini menjadi platform bagi generasi muda untuk berbagi ide di bidang seperti teknologi, seni, lingkungan, pendidikan, dan kepemimpinan," jelasnya.
Konferensi tersebut bukan sekadar mendengarkan, tetapi memicu partisipasi aktif. Anak-anak terjun dalam berbagai diskusi panel, lokakarya, dan presentasi inspiratif. Mereka mengungkapkan gagasan cemerlang yang dapat diterapkan baik di tingkat lokal maupun global.
"Konferensi ini menekankan keterlibatan aktif peserta untuk membangun solusi yang relevan dan berdampak. Hal ini menjadikan Surabaya sebagai bagian dari masyarakat global yang maju," ucap Janice.
Puncak konferensi adalah Kids Take Over TEDx, di mana anak-anak Surabaya berhasil mengambil alih panggung TEDx.
Arie Rukmantara, Kepala Perwakilan UNICEF Pulau Jawa, menyatakan bahwa ini adalah mimpi yang terwujud sejak forum anak mencetuskan ide ini di masa pandemi.
"Event ini sekaligus menunjukkan kelas Surabaya yang sudah mencapai tingkat dunia," jelasnya.
Momentum ini juga menunjukkan prestasi Surabaya sebagai anggota jejaring Kota Layak Anak Dunia CFCI. TEDx, sebagai platform global di mana para inovator dunia menyampaikan gagasan mereka, kini menjadi wadah bagi 11 anak Surabaya untuk menyampaikan ide-ide mereka yang akan mengubah dunia.
"Gagasan, mimpi anak-anak yang perwujudannya didukung penuh oleh Pemerintah Kota Surabaya, UNICEF, TEDx, forum anak, dan banyak elemen lainnya, benar-benar bisa mengubah segalanya. Membawa anak Surabaya makin mendunia," kata Arie.
Salah satu pembicara muda yang memikat di TEDx Surabaya Youth adalah Ana Karima, aktivis muda asal Surabaya. Ia berdedikasi untuk memberdayakan kaum muda, anak-anak, perempuan, pendidikan, dan media sosial.
Sejak kelas 7, ia telah mengasah keterampilannya dalam berbicara di depan umum dan manajemen program, serta mengatasi tantangan masyarakat dengan cara yang kreatif.
"Ana berkomitmen untuk menginspirasi orang lain dan mendorong perubahan positif melalui inisiatifnya," terangnya.
Daniel Handoko, seorang siswa asal Surabaya, bersemangat untuk meningkatkan literasi anak-anak. Ia menciptakan BookLens, sebuah aplikasi yang membantu para pembaca muda dalam memilih buku yang sesuai dengan usia mereka.
Dengan memindai kode batang, diharapkan aplikasi tersebut memberdayakan anak-anak untuk membuat pilihan bacaan yang aman.
Celia Noreen, seorang seniman berbakat berusia 17 tahun, menuangkan pengalamannya ke dalam puisi, penulisan lagu, dan lukisan. Lagu debutnya, "Romance," yang ditulis pada ulang tahunnya yang ke-14, terinspirasi oleh beberapa pasangan ikonik dari layar lebar Stranger Things, Friends, dan Spider-Man.
Melalui kata-kata dan melodinya yang unik, Celia memikat pendengar dengan tema-tema seperti cinta dan pencarian jati diri.
"Ada juga Ketua Forum Anak Surabaya (FAS) Monita Rizkia Taufani yang akan bercerita tentang visinya tentang Kota Surabaya setelah dirinya datang ke forum internasional di China," ucapnya.
Monita Rizkia Taufani, Ketua Forum Anak Surabaya (FAS), menegaskan bahwa setiap anak memiliki mimpi dan inovasi untuk masa depan.
"Itu yang terus diwujudkan, kami ingin mewujudkan mimpi menjadi nyata dan bisa terus membantu sesama," jelas Monita.
Editor : Ali Masduki