SURABAYA, iNews.id – Tak semua anggota DPR RI memiliki ketrampilan khusus dalam menganyam enceng gondok. Namun ditangan terampil Puti Guntur Soekarno, enceng gondok tampak lebih menarik dan indah meski pengerjaanya tak selesai.
Ketrampilan Puti dipertontonkan di Surabaya, didepan UKM-UKM pelaku ekonomi kreatif, Cucu Soekarno ini tak segan menganyam enceng gondok bersama pelaku ekonomi kreatif, meski terlihat susah payah namun Puti menunjukan kedekatan dengan para Pejuang Entrepreneur Surabaya yang berada di Kebraon Indah Permai, Karangpilang Surabaya, Sabtu (12/3/2022).
“Kayaknya kalau saya disuruh nganyam bisa satu tahun tidak selesai Bu, karena susah ternyata, saya saja sampai berkeringat begini. Tapi ini luar biasa, satu karya seni yang harus di hargai,” ujar Anggota Komisi X DPR RI, Puti Guntur Soekarno.
Politisi asal PDI Perjuangan ini mengaku sangat bahagia dan mengapresiasi semangat dari ibu-ibu pelaku UKM, pejuang entrepreneur yang tetap bersemangat untuk berkarya di masa pandemi seperti saat ini.
Menurutnya, hal ini menjadi penting terutama dalam rangka pemberdayaan perempuan untuk bisa membangkitkan perekonomian keluarga. Maka dari itu, ia menegaskan, usaha dari pejuang entrepreneur ini harus terus didukung.
“Saya sangat mendukung dan tentunya akan berusaha berkomunikasi dengan Pemerintah Kota agar mereka mendapatkan perhatian lebih untuk bisa menjual hasil kerajinan mereka. Saya berharap Kota Surabaya bisa maju lewat UMKM-nya,” tandas Puti.
Puti Guntur Soekarno, enceng gondok tampak lebih menarik dan indah meski pengerjaanya tak selesai.
Puti menilai, para pelaku UKM disini sangat kreatif dan inovatif dalam menghasilkan karya berupa kerajinan hingga kuliner. Bahkan, mereka juga sudah melek digital dalam proses penjualan hasil karyanya.
“Mereka sudah masuk ke marketplace, satu hal yang baik dan artinya memang ibu-ibu ini sudah melek digital, mau kreatif dan inovatif dalam memasarkan produknya ini. Dan ternyata banyak sekali peminatnya dari berbagai daerah,” tuturnya.
Cucu Presiden RI Pertama ini optimis jika produk UKM ini bisa berkembang ke pasar internasional. Namun pemerintah daerah harus memperhatikan perkembangan mereka, selain itu mereka juga harus dilakukan pendampingan secara berkala.
“Selama mendapatkan perhatian dari pemerintah melalui dinas terkait dan dilakukan pendampingan, pelatihan, maupun berbaikan di dalam hasil produknya agar lebih bagus lagi, produk ini bisa lebih baik,” paparnya.
Puti Guntur Soekarno, enceng gondok tampak lebih menarik dan indah meski pengerjaanya tak selesai.
Dalam kesempatan tersebut, Puti pun menyuntikkan semangat kepada Pejuang Entrepreneur Surabaya agar tidak berputus asa dan tetap berjuang dengan semangat untuk terus berkreasi dan berinovasi.
“Khususnya ibu-ibu, jangan merasa peran ibu hanya ada di dapur saja karena sudah terbukti bahwa kaum perempuan ketika mereka bisa menunjukkan skillnya, mereka setidaknya bisa membantu keluarga atau suami dalam menjalankan roda perekonomian,” tandasnya.
Puti pun memborong hasil karya 10 UKM yang mengikuti kegiatan tersebut, mulai dari taplak meja ecoprint, tas dan outer ecoprint, sendal dan tempat sendok garpu dari eceng gondok, aksesoris manik-manik, sulam pita, hingga kopi jelly dan sari kedelai.
Ia pun menyempatkan diri untuk berfoto hingg memberikan testimoni bersama para pelaku ekonomi kreatif beserta karyanya sebagai ajang promosi di sosial media.
“Tas ini bahannya lurik dari kulit bisa untuk jalan-jalan untuk menaruh handphone dan lain sebagainya kalau saya lagi turun dapil atau ke daerah, ini enak untuk ditenteng, dan tidak harus dengan bermerk kan karena kita harus bangga akan buatan produk Indonesia,” ujarnya sambil menunjukkan tas lurik berwarna hitam dan merah, salah satu produk UKM disana.
Ketua Pejuang Entrepreneur Surabaya, Wiwit Manfa’ati mengaku senang atas kehadiran sekaligus kepedulian Puti Guntur terhadap UKM yang masih bertahan dan terus berjuang di tengah pandemi seperti ini.
“Dengan adanya Bu Puti rawuh kesini kan paling tidak tahu kalau masih ada UKM yang bangkit, siapa tau kalau membutuhkan sovenir untuk di pusat, kami bisa dilibatkan,” ujar pemilik Wiwit Collection ini.
Editor : Arif Ardliyanto