Sementara itu, disparitas pendidikan antara perkotaan dan daerah terpencil juga menjadi perhatian serius. Aries mengandalkan peran 24 cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) untuk memastikan distribusi pendidikan lebih merata.
“Akses pendidikan di wilayah terpencil harus terus kita dorong agar tidak ada kesenjangan yang terlalu tajam,” ujarnya.
Isu Strategis Pendidikan di Jawa Timur
Aries merinci sembilan isu strategis pendidikan yang menjadi perhatian untuk tahun mendatang, antara lain:
1. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan sistem zonasi.
2. Ujian Nasional dan evaluasi metode pengukuran kompetensi siswa.
3. SMK Masa Depan yang siap mencetak tenaga kerja profesional.
4. Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam pembelajaran.
5. Program Guru Penggerak untuk meningkatkan kualitas pendidik.
6. Implementasi Kurikulum Merdeka.
7. Penataan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
8. Pengembangan Sekolah Unggul.
9. Efisiensi Anggaran Pendidikan.
Dinas Pendidikan Jawa Timur melakukan Refleksi Pendidikan bertema “Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Foto iNewsSurabaya/saipul
Penurunan anggaran pendidikan dari Rp9,1 triliun pada 2024 menjadi Rp8,3 triliun pada 2025, menurut Aries, menjadi tantangan tersendiri. Namun, ia memastikan efisiensi penggunaan dana akan diprioritaskan.
“Kita akan fokus pada sekolah yang benar-benar membutuhkan, termasuk memperbaiki sarana prasarana yang rusak,” katanya.
Hingga saat ini, 15 sekolah di Jawa Timur dilaporkan mengalami kerusakan ruang kelas, yang terdiri dari 8 ruang kelas SMA negeri, 4 SMA swasta, dan 3 SLB negeri. Aries menegaskan perbaikan ini menjadi prioritas utama untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik.
Editor : Arif Ardliyanto