get app
inews
Aa Read Next : Ribuan Guru dan Tenaga Kependidikan Jombang Tingkatkan Kompetensi, Ini yang Dilakukan

Polemik Logo Halal Baru, Ini Jawaban Kemenag RI

Selasa, 15 Maret 2022 | 10:15 WIB
header img
Kementerian Agama (Kemenag) RI melakukan perubahan loga halal.

JAKARTA, iNews.id – Polemik desain logo halal Kemenag RI yang terus bergulir menemui titik terang. Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menegaskan bentuk dan keputusan memilih logo tersebut secara rinci.

"Pemilihan label halal yang menggunakan media gunungan wayang dan batik lurik ini tidak benar dikatakan jawa sentris," kata Kepala Pusat Registrasi Sertifikasi Halal pada BPJPH Kemenag Mastuki, dalam keterangannya.

Mastuki menuturkan, ada tiga hal mendasar yang memutuskan untuk menggunakan logo tersebut. Pertama, saat ini wayang dan batik sudah menjadi warisan Indonesia yang diakui dunia. Bahkan wayang sudah ditetapkan Unesco sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya non-bendawi (intangible heritage of humanity).

"Kita tahu wayang ditetapkan pada 2003, sedang batik ditetapkan enam tahun kemudian, yaitu pada 2009. Karenanya, baik batik maupun wayang, keduanya adalah representasi budaya Indonesia yang bersumber dari tradisi, persilangan budaya, dan hasil peradaban yang berkembang di wilayah nusantara," ujarnya.

Mastuki menjelaskan penetapan label halal baru Indonesia ini sudah dilakukan riset yang lama dan melibatkan sejumlah ahli. Kemenag dalam hal ini BPJPH telah mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan logo baru halal.

"Distingsi ini bukan asal berbeda, tapi keberbedaan yang menjadi ciri khas dari Indonesia, sekaligus menghubungkan antara ke-Indonesiaan dan ke-Islaman. Keduanya sudah menyatu dalam peradaban kita beratus tahun, sehingga penggunaan elemen bentuk, elemen warna dari budaya yang berkembang di Indonesia sangat sah dan dapat dipertangungjawabkan," paparnya.

Ketiga, papar Mastuki, gunungan wayang tidak hanya digunakan di Jawa. Tradisi itu gunungan lekat dengan budaya lain di luar Jawa. Mastuki memberi contoh Wayang Bali dan Wayang Sasak.

"Wayang Golek yang berkembang di Sunda juga menggunakan gunungan," ucapnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut